Kontribusi Bidang Studi Muatan Lokal Dalam Meningkatkan Minat Sekolah Siswa Di Mi Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2006-2007 (Ai-48)

loading...
BAB I 
PENDAHULUAN 

A.             Latar Belakang
Belajar mengajar ialah suatu aktivitas yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan aktivitas berguru mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan aktivitas pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. 
Belajar dan motivasi selalu menerima perhatian khusus bagi mereka yang berguru dan mengajar. Pernyataan yang selalu dikemukakan ialah: bagaimanakan motivasi seseorang mempelajari apa yang harus dipelajarinya? Dalam kehidupan sehari-hari dijumpai orang dengan penuh anusias dan ketekunan melaksanakan banyak sekali aktivitas belajar, sedang di pihak lain ada yang tidak kasar dan bermalas-malas. Kenyatan tersebut tentu memiliki sebab-sebab yang perlu diketahui lebih lanjut  untuk kepentingan motivasi belajar.
Motivasi dalam aktivitas berguru siswa ialah ialah suatu hal yang sangat penting adanya, lantaran dengan adanya motivasi ini, gairah dan semangat berguru siswa menjadi tinggi, serta akan membuat mereka tekun dan sungguh-sungguh.

Motivasi ialah unsur yang utama dalam proses berguru dan berguru tidak akan berlangsung tanpa perhatian. Anak memperhatikan sesuatu secara impulsif dan segera setelah didiberi perangsangan. Karena itu tertarik kepada hal itu, dikatakan bahwa hal itu menarikdanunik perhatian dan memuaskan. Lama kelabuaan berakhirlah perhatian secara impulsif itu, maka dikatakan bahwa hal itu tidak lagi menarikdanunik perhatian. Jadi, sesuatu hal dikatakan menarikdanunik perhatian jikalau anak memperhatikannya secara impulsif tanpa memerlukan usaha.
Hal ini dimungkinkan lantaran dorongan-dorongan dasar (basic drives) pada anak berfungsi atai sikap-sikap, penghargaan, minat dan tingkah laris yang diperoleh sebelumnya melalui pengamalan, membuat sesuatu menarikdanunik perhatian. Kalau materi pelajaran yang didiberikan menarikdanunik perhatian anakdidik bukan lantaran guru yang membuat pelajaran itu menarikdanunik, maka hal itu disebabkan arena anakdidik tertarik secara impulsif kepada materi itu. Dalam hal itu tidak diharapkan motivasi.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana materi pelajaran yang disampaikan guru sanggup dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini ialah duduk kasus yang cukup susah yang dirasakan oleh guru. Kesusahan itu dikarenakan anak didik bukan spesialuntuk sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya perilaku dan tingkah laris anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi kiprah yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar spesialuntuk lantaran duduk kasus sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pengajaran pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perlu terjadi, lantaran perjuangan yang sanggup dilakukan masih terbuka lebar.
Penerapan bidang studi  muatan lokal akrab kaitannya dengan Undang-undang Republik Indoensia No. 2 tahun 1989 wacana Sistem Pendidikan Nasional pasal 38 ayat (1) menyatakan bahwa : “Pelaksanaan aktivitas pendidikan didasarkan atas kurikulum yang sesuai dengan keadaan, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan”.
Menurut pasal 38 ayat (1) di atas, kurikulum pendidikan dasar mengandung dua muatan, yaitu muatan kurikulum yang berlaku secara nasional, dan muatan kurikulum yang diadaptasi dengan kebutuhan kawasan atau disebut bidang studi  muatan lokal.
Berkitan dengan hal tersebut, MI Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat memasukkan bidang studi mustan lokal dalam proses berguru mengajar. Adapun yang dimaksud bidang studi muatan lokal di MI Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat ialah pengetahuan bahasa kawasan (bahasa Sasak).
Dalam proses berguru mengajar bidang studi muatan lokal, guru menerapkan beberapa metode pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga menggugah siswa untuk meningkatkan minat belajar. Dimana, minat sangat diharapkan dalam belajar, lantaran minat itu sendiri sebagai pendorong dalam berguru dan sebaliknya, anak yang kurang berminat terhadap belajarnya akan cenderung mengalami kesusahan dalam belajarnya.
Dari paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian wacana “Kontrubisi bidang studi muatan lokal dalam meningkatkan minat sekolah siswa di MI Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2006-2007”.


Tag : Agama Islam
0 Komentar untuk "Kontribusi Bidang Studi Muatan Lokal Dalam Meningkatkan Minat Sekolah Siswa Di Mi Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2006-2007 (Ai-48)"

Back To Top