Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Berguru Siswa Pada Mata Diklat Akuntansi (Pak-3)

loading...
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting lantaran pendidikan ialah wahana untuk meningkatkan dan membuatkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat menuntut forum pendidikan untuk lebih sanggup menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ialah dengan pembaharuan sistem pendidikan

Menurut Nurhadi (2001: 1) ada tiga komponen yang perlu disoroti dalam pembaharuan pendidikan yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pebelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Kurikulum harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload, dan bisa mengakomodasi keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. melaluiataubersamaini cara penerapan seni administrasi atau metode pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih memberdayakan potensi siswa.
Pada kenyataanya yang terjadi dikala ini, meski kurikulum yang berlaku di Indonesia terus mengalami perbaikan untuk mewujudkan pendidikan yang baik, metode yang di pakai guru cenderung tetap yakni metode ceramah. Padahal disisi lain mata diklat akuntansi ialah keterampilan yang saling berkaitan dengan keterampilan yang lain, serta harus didukung dengan keterampilan menghitung. Hal ini yang membuat siswa merasa bosan, dan kesusahan mempelajari akuntansi. Kondisi ini sangat kuat terhadap siswa, lantaran sikap, minat, serta motivasi mencar ilmu sangat kuat terhadap hasil mencar ilmu siswa.


Hal ini juga terjadi pada pembelajaran akuntansi pada siswa kelas 1 jurusan penjualan Sekolah Menengah kejuruan ................. Berdasarkan hasil observasi pertama yang dilakukan sebanyak 5 kali yakni tanggal 26 Maret 2007, 28 Maret 2007, 30 Maret 2007, 2 April 2007 dan 2 Mei 2007 menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan lebih di Sekolah Menengah kejuruan ini cenderung memakai konsep pembelajaran terpusat pada guru sedangkan siswa mendapatkan pembelajaran secara pasif.


Pola pembelajaran ibarat yang dijabarkan di atas sangat kontra produktif dengan aksara kelas 1 jurusan penjualan yang sangat dinamis. Siswa-siswi kelas 1 jurusan penjualan mempunyai kelebihan berupa keterikatan individu yang sangat kuat, akan tetapi kelebihan ini mengakibatkan kelemahan pada kelas ini yakni serius pada pelajaran sangat rendah lantaran mereka lebih bahagia ramai sendiri selama mengikuti pelajaran khususnya pada mata diklat akuntansi. Rendahnya serius siswa terhadap pelajaran diklat akuntansi ini berakibat pada rendahnya motivasi siswa, yang berdampak pada hasil mencar ilmu siswa. Hasil mencar ilmu siswa kelas 1 jurusan penjualan pada mata diklat akuntansi cenderung fluktuatif, kadang kelas ini dalam suatu tes mempunyai nilai yang tinggi dibanding kelas lain tetapi kadang menerima nilai yang sangat rendah dibanding kelas-kelas lain. Tingginya fluktuatiftas nilai tes ini berdasarkan wali kelas 1 jurusan penjualan Ibu Musrifah disebabkan siswa-siswa kelas ini sangat moody dalam mengikuti pelajaran, dimana kalau contoh pembelajaran atau gurunya sesuai dengan yang mereka inginkan maka mereka akan sangat bersemangat untuk mencar ilmu dan nilainya akan tinggi tapi kalau mereka merasa contoh pembelajaran atau gurunya tidak sesuai maka mereka akan berlaku sebaliknya dan tentu hasil mencar ilmu siswa menjadi sangat rendah.


Sejalan dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang disempurnakan dengan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), guru mempunyai kebebasan dalam metode pembelajaran yang akan diterapkan. Dalam membuat pembelajaran yang lebih bervarisi dan sanggup meningkatkan tugas serta siswa dalam pembelajaran. Dari sini maka harus dirancang dan dibangun suasana kelas sedemikian rupa, sehingga siswa menerima peluang untuk diberinteraksi satu dengan yang lain. Karp dan Yoels (dalam Lie, 2002: 6) menyatakan bahwa:
Strategi yang paling sering dilakukan untuk mengaktifkan siswa ialah dengan diskusi kelas. Namun dalam kenyataannya, stategi ini tidak efektif lantaran meskipun guru sudah mendorong siswa untuk aktif dalam berdiskusi, kebanyakan siswa spesialuntuk membisu menjadi penonton sementara arena kelas dikuasai oleh beberapa siswa saja.

Salah satu metode pembelajaran yang berkembang dikala ini ialah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini memakai kelompok-kelompok kecil sehingga siswa-siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif mencar ilmu berdiskusi, saling memmenolong, dan mengajak satu sama lain untuk mengatasi dilema belajar. Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memdiberi sumbangan dalam kerja kelompok untuk merampungkan materi dilema dalam belajar.


Koes (2003: 46) sebut bahwa mencar ilmu kooperatif didasarkan pada hubungan antara motivasi, hubungan interpersonal, seni administrasi pencapaian khusus, suatu ketegangan dalam individu memotivasi gerakan ke arah pencapaian hasil yang diinginkan. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen yang saling terkait di adalamnya, diantaranya ialah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau kerterampilan sosial yang sengaja diajarkan (Nurhadi, 2004: 61). Keempat elemen tersebut tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran kooperatif lantaran sangat mempengaruhi kesuksesan dari pembelajaran kooperatif sendiri.


Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran kooperatif Model group investigation. Model group investigation ialah model pembelajaran kooperatif yang kompleks lantaran memadukan antara prinsip mencar ilmu kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Model group investigation sanggup melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif sanggup terlihat mulai dari tahap pertama hingga tahap final pembelajaran akan memdiberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru sanggup memperbaiki kesalahannya.


Dalam pembelajaran model group investigation, interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan denah mental yang baru. Dalam pembelajaran inilah koperatif memainkan peranannya dalam memdiberi kebebasan kepada pembelajar untuk berfikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Pola pengajaran ini akan membuat pembelajaran yang diinginkan, lantaran siswa sebagai obyek pembelajar ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran.


Karakter metode pembelajaran group investigation yang kompleks ini menarikdanunik untuk dikaji dan coba diterapkan, apalagi pada kelas 1 jurusan penjualan di Sekolah Menengah kejuruan ................ yang aksara kelasnya sangat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh mood dalam mengikuti pelajaran. Beberapa penelitian ibarat yang dilakukan Maimunah (2005: 67) dalam tesisnya yang menemukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation/investigasi kelompok menimbulkan respon positif terhadap kegiatan pembelajaran dan tingkat pemahaman siswa dalam mencar ilmu matematika pada kelas I Sekolah Menengan Atas Laboratorium Universitas................. Rahma (2003: 96) menemukan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation sanggup meningkatkan sikap, minat, dan motivasi mencar ilmu fisika kelas 2 SLTP Laboratorium Universitas................, dengan pokok bahasan kalor (gerah).


Keberhasilan penerapan metode pembelajaran group investigation pada mata pelajaran sain dan matematika ini tidak terlepas dari adanya pandangan konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi dalam metode ini sehingga pembelajaran berlangsung tidak kaku akan tetapi penuh kesepakatan. Hal ini sangat menarikdanunik untuk diterapkan pada mata diklat akuntansi, dimana meski masuk dalam kelompok ilmu sosial akuntansi dalam pembelajarannya memerlukan keterampilan matematik yakni mengitung. Karakter kelas 1 jurusan penjualan yang dinamis dan sangat moody tentu memerlukan pembelajaran yang tidak sama oleh lantaran itu peneliti disini mencoba menerapkan metode ini dengan tujuan meningkatkan motivasi dan hasil mencar ilmu siswa. Oleh lantaran itu penelitian ini berjudul PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT AKUNTANSI (Studi Kasus Siswa Kelas 1 Jurusan Penjualan Sekolah Menengah kejuruan ................).


B. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan sanggup serius dan mencapai apa yang diharapkan, maka permasalahan penelitian spesialuntuk pada:
1. Metode pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini terbataas spesialuntuk pada model pembelajaran Group Investigastion.
2. Sebagai subyek dalam penelitian ini ialah siswa Sekolah Menengah kejuruan ................ kelas 1 Jurusan Penjualan.
3. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pemikiran 2006/2007 dengan pokok bahasan Akuntansi Perusahaan Dagang.


C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diungkapkan di atas, maka rumusan dilema yang diangkat dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana acara guru dan siswa dalam penerapan metode pembelajaran Group Investigation pada mata diklat akuntansi di Sekolah Menengah kejuruan ................?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation pada mata diklat akuntansi di Sekolah Menengah kejuruan ................?
3. Bagaimana persepsi guru terhadap penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation pada mata diklat akuntansi di Sekolah Menengah kejuruan ................?
4. Bagaimana cara meningkatkan motivasi dan hasil mencar ilmu siswa terhadap mata diklat akuntansi selama diterapkan metode pembelajaran Group Investigation pada mata diklat akuntansi di Sekolah Menengah kejuruan ................?


D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan acara guru dan siswa dalam penerapan metode pembelajaran Group Investigation pada mata diklat akuntansi di Sekolah Menengah kejuruan .................
2. Untuk mendeskripsikan persepsi siswa terhadap penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation pada mata diklat akuntansi di Sekolah Menengah kejuruan .................
3. Untuk mendeskripsikan persepsi guru terhadap penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation pada mata diklat akuntansi di Sekolah Menengah kejuruan .................
4. Untuk mendeskripsikan cara meningkatkan motivasi dan hasil mencar ilmu siswa terhadap mata diklat akuntansi selama diterapkan metode pembelajaran Group Investigation pada mata diklat akuntansi di Sekolah Menengah kejuruan .................



E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, maka diperlukan akan mempersembahkan manfaat berupa:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini ialah untuk menguji konsistensi temuan empiris sebelumnya tetang model pembelajaran kooperatif Group Investigation.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapakan sanggup bermanfaa bagi:
a) Siswa
Penerapan metode pembelajaran Group Investigation siswa sanggup mendapatkan pengalaman mencar ilmu yang lebih bervariasi sehingga sanggup meningkatkan motivasi dan hasil mencar ilmu pada mata diklat akuntansi.
b) Guru
Menambah masukan wacana alternatif pembelajaran sehingga sanggup mempersembahkan sumbangan konkret bagi peningkatan profesional guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
c) Sekolah
Diharapakan hasil penelitian ini sanggup dipakai sebagai materi pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran pada waktu-waktu yang akan hadir.
d) Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang sangat berkhasiat bila dikala mengajar nanti.
0 Komentar untuk "Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Berguru Siswa Pada Mata Diklat Akuntansi (Pak-3)"

Back To Top