Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der), Price To Book Value (Pbv), Dan Devidend Payout Ratio (Dpr) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Pada Saham Lq 45 Di Bursa Imbas Jakarta) (Is-11)

loading...
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Motif pemodal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas ialah mendapat return (tingkat pengembalian) yang terbaik dengan resiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada resiko yang minimal. Return atas pemilikan sekuritas khususnya saham sanggup diperoleh dalam dua bentuk yaitu dividen dan capital gain (kenaikan harga jual saham di atas harga belinya). Dalam melaksanakan investasi sekuritas saham, investor akan menentukan saham perusahaan mana yang akan mempersembahkan return tinggi. 

Oleh alasannya ialah itu return saham ialah impian investor. Variasi nilai return saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan, disamping dipengaruhi oleh aturan seruan dan penawaran. Kinerja perusahaan akan menentukan tinggi rendahnya return saham yang akan dibagikan kepada devidend. Meskipun demikian dalam kenyataannya, beberapa investor belum memahami kekerabatan antara kinerja keuangan dengan return saham. Investor yang rasional pada dikala akan melaksanakan investasi sekuritas, hendaknya menganalisa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. melaluiataubersamaini kata lain investor hendaknya melihat kinerja perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan terutama untuk perusahaan yang sudah go public sanggup dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik.


Menurut Jogiyanto (dalam Resmi, 2002:276) terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai saham, yaitu terdiri dari warta yang bersifat mendasar dan warta metodeal. Informasi yang bersifat mendasar diperoleh dari intern perusahaan yang melipuiti deviden dan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan, sedangkan warta yang bersifat metodeal diperoleh dari luar perusahaan ibarat ekonomi, politik, finansial dan lainnya. Info yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim dipakai ialah warta keuangan. Informasi keuangan ini berupa warta akuntansi yang terangkum dalam laporan keuangan. Laporan keuangan ialah ringkasan dari suatu proses pencatatan dari kegiatan transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Info mendasar dan metodeal sanggup dipakai sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return saham, risiko atau ketidak pastian, jumlah, waktu, dan faktor lain yang bekerjasama dengan acara pasar modal. 


Jika prospek perusahaan tersebut sangat kuat dan baik maka return saham perusahaan tersebut diperkirakan sanggup meningkat pula. Pentingnya warta keuangan dalam memmenolong pengambilan keputusan investasi sudah banyak diteliti, analisis mendasar ialah pendekatan utama yang dipakai oleh para analisis sekuritas. Bentuk warta laporan keuangan tersebut berupa rasio-rasio yang dipakai untuk mengukur prestasi keuangan perusahaan yang dipublikasikan untuk kepentingan infestor. Sebuah laporan keuangan sanggup diukur dan diinterprestasikan dengan mempersembahkan lima macam rasio yang didalamnya terdapat beberapa sub-sub rasio pula, dimana kelima rasio tersebut diantaranya: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas, rasio solvabilitas (leverage ratio), serta rasio pasar.

Menurut Purnomo (dalam Resmi, 2002:276), kinerja operasional perusahaan yang mempengaruhi harga saham ialah rasio leverage dan rasio pasar. Rasio ini dipilih alasannya ialah dalam perhitungan matematisnya bekerjasama eksklusif dengan sekuritas saham. Rasio tersebut meliputi: Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Dividend Per Share (DPS), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR). Hal ini juga sudah ditegaskan pada penelitian empiris sebelumnya terkena perubahan harga saham dan beberapa variabel akuntansi layak menjadi pertimbangan bagi investor sebelum memutuskan untuk melaksanakan investasi di pasar modal. Bowman (dalam Setyaningsih, 2000:3) melaksanakan penelitian tentang kekerabatan teoritis antara variabel akuntansi dengan resiko sistematik. Ia memakai rasio- rasio akuntansi : devidend payout ratio, current ratio, assets size, assets growth, leverege ratio, variability in earnings dan covariabilityin earning sebagai variabel bebas dalam mempengaruhi persepsi resiko dan resiko pasar. Hasil penelitian ini menawarkan bahwa variabel akuntansi layak dipakai untuk mengukur resiko sistematis. Penelitian terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEJ juga sudah dilakukan oleh Robertus Tri Brata Jauhari (2003), ia menemukan bahwa DER, PBV, ROE, PER, dan dewan perwakilan rakyat kuat secara signifikan terhadap return saham.

Selain penelitian terlampau yang sudah diuraikan diatas, masih banyak penelitian-penelitian lain yang sudah mengulas kekerabatan antara variabel akuntansi terhadap persepsi resiko dan resiko pasar. Namun dari beberapa penelitian yang ada, masih terdapat ketidak konsistenan hasil dari penelitian- penelitian tersebut. Diantaranya menurut penelitian yang dilakukan Beaver (1970), Bhattacharya (1979), Farrely (1982), Capstaft (1992) yang mendukung Mardiyah dan Indriantoro (2002) dalam Yeni (2004:5), maka kalau dewan perwakilan rakyat pada earning per lembar saham tinggi, berarti devidend per lembar sahamnya semakin rendah. melaluiataubersamaini demikian semakin tinggi dewan perwakilan rakyat semakin kecil resiko sahamnya. Dari teori tersebut diatas disimpulkan bahwa dewan perwakilan rakyat kuat secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan pada penelitian Erlina Indriasari (2003) menemukan bahwa dewan perwakilan rakyat tidak kuat secara signifikan terhadap return saham.

Rasio yang lain yang juga sering dikaitkan dengan return saham dan yang masih mengalami ketidak konsistenan hasil ialah Price to Book Value (PBV) yang termasuk dalam rasio pasar. Menurut Slamet (2003:39) rasio pasar dipakai untuk mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku, biasanya dilihat dari sudut investor. Semakin tinggi nilai PBV maka semakin tinggi pula perusahaan itu dinilai oleh investor dibanding dengan dana yang ditanamkan dalam perusahaan itu. melaluiataubersamaini demikian kenaikan nilai PBV akan kuat positif terhadap harga saham. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Pancawati Hardiningsih (2001) dalam Suntari (2004:3) menyatakan bahwa PBV memiliki imbas yang signifikan terhadap return saham.

Tetapi pada penelitian yang terlampau menawarkan hasil yang kontradiktif. Utama dan Santosa (dalam Suntari, 2004:3) menemukan bahwa PBV kuat negatif terhadap timbal balik saham di Bursa Efek Jakarta.

Debt to Equity Ratio (DER) yang ialah kelompok rasio solvabilitas juga menjadi salah satu variabel dalam penelitian ini. Hal ini juga dikarenakan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian-penelitian terlampau. Menurut Natarsyah (2000), ia mengemukakan bahwa DER signifikan positif terhadap return saham, sedangkan pada penelitian Dedy Suherman (2001) yang dituangkan dalam Suntari (2004:4) menemukan bahwa DER tidak kuat terhadap return saham.

Penelitian ini akan melaksanakan kajian terkena imbas beberapa rasio keuangan yang masih mengalami ketidak konsistenan dengan penelitian- penelitian terlampau ibarat DPR, PBV, DER dan pengaruhnya terhadap return saham. Mengacu pada penelitian terlampau, maka penelitian kali ini masih memakai sumber-sumber warta laporan keuangan. Obyek penelitian ini juga dilakukan pada saham-saham yang aktif sebagai sampel penelitian, yaitu saham-saham yang secara konsisten masuk kedalam perhitungan indeks LQ 45 guna menghindari pengambilan sample yang berpotensi mengikutsertakan adanya saham pulas dalam analisis. Saham perusahaan yang masuk LQ 45 ialah saham-saham dengan kapitalisasi besar yang mencangkup tujuh puluh lima persen kapitalisasi pasar sehingga sanggup mewakili saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang “ Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), dan Devidend Payout Ratio (DPR) Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur “.


Tag : Ilmu Sosial
0 Komentar untuk "Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der), Price To Book Value (Pbv), Dan Devidend Payout Ratio (Dpr) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Pada Saham Lq 45 Di Bursa Imbas Jakarta) (Is-11)"

Back To Top