loading...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan ialah kasus yang sangat penting bagi setiap bangsa yang sedang berkembang. melaluiataubersamaini asas pendidikan seumur hidup, maka seluruh perjuangan pendidikan dan kebudayaan berjalan terus menerus dan berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak spesialuntuk berorientasi pada masa kemudian dan masa kini, tetapi sudah seharusnya ialah proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi siswa di masa yang akan hadir.[1]
Kualitas dari suatu bangsa di tentukan dari kualitas pendidikan masyarakat negaranya. Kualitas pendidikan di Indonesia dikala ini masih sangat memprihatinkan. Peningkatan dan pengembangan kualitas pendidikan ialah kasus yang selalu menuntut perhatian, sehingga perlu adanya perbaikan kurikulum. Perbaikan kurikulum di Indonesia sanggup dilihat dari penyempurnaan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan KBK dan yang kemudian disempurnakan dengan sistem KTSP. melaluiataubersamaini adanya perbaikan kurikulum tersebut diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.[2]
Sebenarnya tidak spesialuntuk perbaikan kurikulum saja, dalam proses pendidikan, terutama pendidikan di sekolah, pembelajaran ialah aktivitas yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh pembelajaran yang dialami akseptor didik. Selama ini kebanyakan akseptor didik masih kurang aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan akseptor didik dalam memahami dan memecahkan kasus masih kurang dan tidak berkembang. Hal ini mengakibatkan hasil berguru akseptor didik terutama pada mata pelajaran matematika masih rendah.
Rendahnya hasil berguru belajar matematika akseptor didik, disebabkan oleh adanya aneka macam faktor. Salah satunya ialah selama ini akseptor didik masih menganggap matematika sebagai monster yang menakutkan. Matematika sebagai biang kesusahan dan paling dibenci akseptor didik dari proses berguru di sekolah. Padahal ketidaksenangan terhadap suatu pelajaran kuat terhadap keberhasilan pembelajaran.[3]
Matematika yakni salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di sekolah. Oleh lantaran itu dalam tiruana jenjang pendidikan, matematika mempunyai porsi terbanyak dibandingkan dengan pelajaran lain. Matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain yang utama yakni ilmu sains dan teknologi.[4]melaluiataubersamaini menguasai matematika orang akan sanggup berguru untuk mengatur jalan pemikirannya dan sekaligus berguru menambah kepandaiannya
serta menguasai matematika dengan benar .[5]
Adapun tujuan pembelajaran matematika sendiri adalah:
1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarikdanunik kesimpulan, contohnya melalui kegiatan, penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, memberikan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.
2. Mengembangkan aktifitas kreatif dan melibatkan imajinasi, intuisi dan inovasi dengan menyebarkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan memberikan isu atau mengkomunikasikan gagasan antara lain, catatan, grafik, peta diagram, di dalam menandakan gagasan.[6]
Untuk mengatasi ketidaksenangan akseptor didik terhadap matematika diperlukan adanya pembenahan baik di tenaga pendidikan maupun akseptor didik itu sendiri. Apabila pendidik bisa meningkatkan minat berguru akseptor didik terhadap matematika, diharapkan kesusahan bisa diatasi. Untuk itu sangat diharapkan seorang tenaga pendidikan yang kreatif dan profesional yang bisa memakai pengetahuan dan kecakapannya dalam memakai pengetahuan dan sanggup membawa perubahan dalam tingkah laris anak didiknya.[7]
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran matematika yang sanggup mempersembahkan peluang kepada akseptor didik untuk berguru sanggup bangkit diatas kaki sendiri lebih aktif dan kreatif yakni dengan pendekatan pengajaran reciprocal teaching. Pendekatan reciprocal teaching ialah pendekatan pengajaran yang menerapkan empat taktik yaitu: menyimpulkan materi ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menandakan kembali pengetahuan yang sudah diperoleh. Kemudian memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari problem yang disodorkan kepada akseptor didik.
Pada dasarnya pembelajaran reciprocal taeaching menekankan pada akseptor didik untuk bekerja dalam suatu kelompok yang dibuat sedemikian sampai supaya setiap anggotanya sanggup berkomunikasi dengan nyaman dalam meyelesaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan berguru satu dengan yang lainnya. Berfikir keras dan mendiskusikan hasil pemikirannya sanggup memmenolong proses penjelasan dan revisi dalam berpikir pada dikala belajar.[8]
Melalui pendekatan pengajaran reciprocal teaching ini tentu akan sangat memmenolong akseptor didik untuk menyebarkan kemampuan berfikir kreatif akseptor didik. melaluiataubersamaini kemampuan berfikir kreatif akseptor dididk yang tinggi diharapkan hasil berguru akseptor didik dalam bidang matematika akan semakin meningkat.
[1] Tianto,Model - Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,(Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher,2007),hal. 1
[2] Mulyasa,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2006),hal.22
[3] Fitriyah-Abu Bakar, Teknik Asyik Belajar Matematika,(Semarang : Ghyyas Putra,2008),hal.5
[4] Herman Hudojo,Strategi Mengajar Belajar Matematika, (Malang:IKIP Malang,1990),hal.62
[5] Moch.Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani , Mathematical Intelligence,( Jogjakarta:Ar-Ruzz Media Group,2008),hal.43
[6] “ Wawasan Pendidikan Matematika” ( Departemen Pendidikan nasional: 2005). hal. 9
[7] Lisnawaty Simanjutak, Metode Mengajar Matematika, Jilid 2, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hal.4
[8] Marina Tifana,Pengembangan Model Belajar Reciprocal Teaching,(dalam www.Matematics worderes.com,diakses tanggal 5 Mei 2011),hal.1
0 Komentar untuk "Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Berguru Matematika Akseptor Didik Kelas Vii Pada Bahan Segi Tiga Di Smp Negeri 1 (Pmt-26)"