Studi Kebiasaan Makanan Beberapa Jenis Ikan Penting Berdasarkan Indeks Secara Umum Dikuasai Dan Biomassa Di Padang Lamun Pulau Kapoposang Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan (Ikn-5)

loading...
Indonesia mempunyai wilayah maritim yang cukup luas, dengan potensi sumberdaya melimpah, menempatkan sektor perikanan menjadi bidang berprospek cerah untuk dikembangkan secara professional. Pembangunan perikanan termasuk budidaya maritim perlu dikembangkan, demikian halnya infrastruktur pendukung serta kualitas sumberdaya manusianya yang senantiasa harus ditingkatkan biar potensi sumberdaya perikanan yang dimaksud sanggup dimanfaatkan dengan sempurna dan ditunjang oleh kelestarian daya dukungnya. Pembangunan perikanan juga ditujukan untuk terwujudnya industri perikanan sanggup berdiri diatas kaki sendiri melalui perjuangan yang mantap dalam pengelolaan, penangkapan, budidaya laut, pengolahan, dan pemamasukan sesuai dengan potensi lestari sekaligus inventarisasi sumberdaya alam sebagai keunggulan kompetitif yang komparatif (Haeruman, 2000).

Wilayah pesisir dan maritim Sulawesi Selatan terbentang sepanjang 1979,97 km garis pantai dengan luas perairan maritim diperkirakan tidak kurang dari 48.000 km2, yang mencakup beberapa aspek tempat laut, yakni selat Makassar, maritim Flores, dan teluk Bone serta hamparan pulau-pulau kecil dan tempat kepulauan Spermonde dan tempat kepulauan Takabonerate. Sumberdaya yang dikandungnya sangat beragam, menyerupai sumberdaya hayati (berbagai jenis ikan, crustacea, molusca, karang, lamun, rumput laut, mangrove) dan non hayati (pasir putih, tambang, mineral dan lain-lain) (Haeruman, 2000).


Salah satu ekosistem yang cukup luas di lingkungan perairan maritim dangkal yakni padang lamun. Disamping mempunyai produktivitas biologis yang tinggi dari padang lamun, kekayaan ikan juga terserius di padang lamun. Padang lamun mempunyai distribusi cukup luas pada daerah tropik, lingkungan ini salah satu tempat yang disukai sebagai tempat berlindung, ruang hidup dan tempat mencari makan bagi berguakaragam jenis biota termasuk ikan (Haeruman, 2000).

Lamun (seagrass) yakni tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sanggup tumbuh dengan baik dalam lingkungan maritim dangkal (Wood et al, 1969).Semua lamun yakni tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah menyerupai halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat (Tomlinson, 1974). Kaprikornus sangat tidak sama dengan rumput maritim (algae).

Ada sekitar 50 jenis lamun yang ditemukan di dunia yang tumbuh pada perairan maritim dangkal yang berdasar lumpur atau pasir. Lamun ini terdiri dari dua suku (famili) yaitu suku Potamogetonacea (9 marga, 35 jenis) dan suku Hydrochoraticea (3 marga, 15 jenis) (Den Hartog 1970; Phillips & Menez 1988). Dari 50 jenis lamun tersebut, ada 12 jenis yang sudah ditemukan di Indonesia yaitu Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halophila spinulosa, Halophila minor, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Halodule uninervis. Thalasso Dendron ciliatum, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Satu spesies lagi yang gres ditemukan di kepulauan Spermonde yaitu Halophilia sulawesi. Spesies yang paling sering ditemukan di perairan indonesia yaitu jenis spesies Thalassia dan Enhalus (Den Hartog, 1970).

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan (Nagelkerken et al, 2000) melaporkan bahwa beberapa spesies ikan memakai daerah lamun dan mangrove sebagai daerah asuhan tempat membesarkan juvenile (nursery ground). Kelimpahan dan kekayaan jenis (species richness) tertinggi ditemukan di daerah padang lamun dan daerah berlumpur yang sekelilingnya ditumbuhi oleh vegetasi mangrove.

Banyak studi sudah dilakukan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif wacana padang lamun di beberapa daerah di penjuru dunia, khususnya di daerah pulau yang berada di wilayah Indonesia sendiri. Penelitian semacam ini masih sangat minim.

Masyarakat yang berada di sekitar Kepulauan Kapoposang Sebagian besar ialah suku Bugis, yang cukup menyadari akan arti pentingnya lingkungan hidup. Indikasi hal tersebut, terlihat dengan masih utuhnya karang-karang di Kepulauan Kapoposang dan larangan penangkapan ikan memakai materi peledak oleh pemuka agama setempat. Bulan-bulan yang berbahaya untuk melaksanakan pelayaran di Kepulauan Kapoposang yakni pada bulan Desember hingga dengan Januari setiap tahunnya, dimana masyarakat setempat menamakan bulan tersebut sebagai bulan “janda”.

Daerah lamun Pulau Kapoposang cukup baik, alasannya yakni selain penduduknya yang kurang, daerah padang lamunnya masih dijaga dengan baik oleh masyarakat di daerah tersebut, sehingga ikan–ikan yang tinggal maupun yang mencari makan akan sangat praktis mendapat kuliner dan ikan- ikannya pun sanggup hidup dengan tenang.

Keberadaan ikan-ikan tersebut perlu dijaga kelestariannya, terutama jenis-jenis ikan penting yang hidup di daerah padang lamun. Selain menjaga kelestariannya juga perlu adanya pengelolaan salah satunya informasi terkena aspek biologi beberapa jenis ikan penting ini, terutama dalam hal kebiasaan makanan, sehingga penelitian ini perlu dilakukan


Tag : Perikanan
0 Komentar untuk "Studi Kebiasaan Makanan Beberapa Jenis Ikan Penting Berdasarkan Indeks Secara Umum Dikuasai Dan Biomassa Di Padang Lamun Pulau Kapoposang Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan (Ikn-5)"

Back To Top