loading...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kenyataannya sampaumur ini kondisi masyarakat Indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal ini sanggup ditemukan pada peristiwa-peristiwa yang masih sering terjadi di lingkungan masyarakat. Baik berupa penyimpangan- penyimpangan terhadap kaidah dan nilai yang berlaku dimasyarakat dengan banyak sekali macam perilaku. Salah satu diantaranya yaitu terkena kepedulian masyarakat terhadap kondisi kemembersihkanan lingkungan. Sehingga tak mengherankan apabila masyarakat Indonesia seringkali dirisaukan dengan masalah-masalah yang berafiliasi dengan duduk masalah kondisi lingkungan.
Priodarminto (1994:15) menyampaikan bahwa untuk mencapai pembangunan nasional diharapkan perjuangan untuk menyebarkan dan membina kehidupan masyarakat yang tertib, dan berdisiplin murni yang tinggi mulai dari tingkat langsung individu yang paling dini yaitu lingkungan keluarga, bahkan tingkat kehidupan individu sebagai mahluk sosial yaitu masyarakat, lantaran keluarga batih ialah unsur paling pokok dari setiap masyarakat. Oleh lantaran itu keluarga ialah kawasan penanaman nilai kedisiplinan demi tercapainya pembentukan fisik, mental sepiritual insan Indonesia yang tangguh
Berdasarkan kenyataan kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia maka tingkat kedisiplinan sanggup dilihat dari kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan yang ada disekitar mereka. Kondisi suatu masyarakat dalam
kesehariannya dihentikan terabaikan. Karena di tengah publik inilah penerapan disiplin bangsa Indonesia itu dilakukan, diuji dan dinilai ketangguhannya (Hidayah, 1996:3-5).
Berdasarkan kenyataan kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia maka tingkat kedisiplinan sanggup dilihat dari kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan yang ada disekitar mereka. Kondisi suatu masyarakat dalam
kesehariannya dihentikan terabaikan. Karena di tengah publik inilah penerapan disiplin bangsa Indonesia itu dilakukan, diuji dan dinilai ketangguhannya (Hidayah, 1996:3-5).
Menurut Suratman dalam Hidayah (1996:12) sikap disiplin selalu ada kaitannya dengan tiga unsur kepribadian manusia, yaitu jiwa, sopan santun dan perilaku. Berkenaan dengan jiwa maka disiplin itu ditentukan oleh tingkat daya cipta, rasa dan karsa. Dalam tingkat ini disiplin mengandung aspek insan memenuhi sesuatu melalui pengendalian ketiga unsur kejiwaan tersebut. Sehingga disiplin diartikan sebagai perbuatan kepatuhan yang dilakukan dengan sadar untuk melaksanankan suatu sistem dengan sikap menghormati, dan taat menjalankan keputusan, perintah atau hukum yang berlaku.
Dalam hal ini Koentjaraningrat (1983: 15) sebut pada hakikatnya membangun suatu bangsa atau masyarakat tidak spesialuntuk menyangkut pembangunan yang berupa fisik melainkan juga yang bersifat non fisik. Hal inilah yang harus mendapat perhatian biar tercipta adanya keselarasan dan keseimbangan yang saling mendukung. Menciptakan lingkungan yang nyaman, tertib, membersihkan dan juga sesuai dengan kaidah-kaidah dan hukum yang berlaku di masyarakat perlu adanya kesadaran dan kepedulian setiap anggota masyarakat terhadap situasi dan kondisi lingkungan yang ada disekitar mereka lantaran lingkungan ialah kawasan insan untuk menjalankan banyak sekali aktifitas dan interaksi dengan yang lain, dengan demikian lingkungan yang nyaman, tertib, serta budaya hidup sehat dan membersihkan sanggup terwujud.
Menciptakan lingkungan yang membersihkan dan sehat yaitu tangung tanggapan bersama. Khususnya masyarakat yang ada disekitar lingkungannya. Mereka mempunyai tugas yang penting dalam menjaga lingkungan serta membuat budaya lingkungan yang membersihkan dan sehat.
Satu fenomena yang menarikdanunik bahwa tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat Banaran terhadap kemembersihkanan lingkungan masih kurang. Meskipun pemerintah (Lembaga Kelurahan maupun RT dan RW) sudah berupaya mempersembahkan pembinaan, pembimbingan serta pengarahan wacana kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan yang ada disekitar mereka. Rendahnya tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat Banaran terhadap kondisi lingkungan sanggup dilihat dari cara hidup masyarakat yang sebagian besar belum mencerminkan budaya hidup membersihkan dan sehat.
Hal ini sanggup dicermati masih banyak sampah yang berantakan dan menumpuk dilingkungan kawasan tinggal disekitar mereka, sisa-sisa plastik dan makanan, kawasan menyerupai sumur ( kawasan MCK) yang jarang dimembersihkankan serta selokan-selokan yang memang sengaja dibendung oleh salah satu masyarakat. Sehingga hal tersebut mengakibatkan penyumbatan terusan air dan menjadi masukang bibit nyamuk, serta mengakibatkan ganguan kesehatan dan kemembersihkanan lingkungan. Satu hal lain yang sanggup diamati yaitu kebanyakan masyarakat Banaran cenderung menganggap enteng terkena duduk masalah kondisi kemembersihkanan lingkungan kawasan tinggal mereka dan terhadap contoh sikap terhadap kesehatan.
Dalam lingkungan masyarakat duduk masalah tersebut di atas, ialah hal yang biasa dan tidak cukup menarikdanunik untuk dipermasalahkan. Akan tetapi bila dibiarkan begitu saja, justru sanggup mengakibatkan efek yang kurang baik, terutama terhadap kemembersihkanan lingkungan dan kesehatan. Pada prinsipnya peningkatan kesehatan masyarakat memerlukan adanya keikutsertaan masyarakat dalam menjaga kemembersihkanan lingkungan terutama penanaman budaya hidup membersihkan dan sehat semenjak dini dalam keluarga.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang dikemukaan di atas maka masyarakat Banaran menjadi kawasan pilihan penulisan skipsi ini. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan PKM (Penelitian Kesehatan Mayarakat) yang dilakukan oleh mahasiswa IKM Universitas Negeri Semarang (2005) terhadap kesehatan masyarakat di Banaran dengan didukung oleh kantor Kelurahan dan Puskesmas setempat ditemukan adanya permasalahan kesehatan masyarakat yaitu diataranya angka insiden pernyakit gondongan (Parotitis) yang disebabkan oleh adanya faktor sikap yang kurang sehat dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang ada disekitar mereka.
Dari uraian di atas inilah ketertarikan untuk mendiskripsikan terkena duduk masalah kedisiplinan masyarakat dalam menjaga kemembersihkanan dilingkungannya. Untuk itu mengambil judul skripsi wacana “Tingkat Kedisiplinan Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih Terhadap Lingkungannya” Studi Kasus Pada Masyarakat Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Semarang.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Istilah disiplin kerap sekali kita dengar disekitar kita, bahkan banyak sekali slogan-slogan yang ditunjukan untuk meningkatkan dan menerapkan sikap disiplin. Istilah disiplin sering ditunjukan pada seorang mabadunga ia memetuhi peraturan yang ada dan selalu sempurna waktu. Hal ini tentunya tidak tiruana orang mempunyai pandangan atau persepsi yang sama. Begitu pula dalam penerapan kedisiplinan oleh setiap individu dilingkungannya. Semua tergantung pemahaman dan kesediaan individu untuk membiasakan hidup disiplin.
Menerapkan sikap disiplin dalam masyarakat tidak gampang. Perlu adanya dorongan baik dari dalam maupun dari luar individu untuk sanggup menerapkannya. Sikap disiplin mempunyai efek terhadap kehidupan masyarakat contohnya yang sering terjadi dilingkungan yaitu terjangkitnya wabah pernyakit, banjir, sampah yang menumpuk dan masih banyak lainnya yang disebabkan oleh salah satunya yaitu perilaku, serta kedisiplinan masyarakat menjaga kemembersihkanan lingkungan.
Dari hal-hal tersebut di atas muncul beberapa duduk masalah yaitu: (1) bagaimana persepsi masyarakat terhadap budaya hidup membersihkan, (2) tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menjaga dan mewujudkan budaya hidup membersihkan, (3) bagaimana kepedulian dan peranan masyarakat dalam menjaga budaya hidup membersihkan. Berdasarkan duduk masalah yang ada dan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, maka untuk memseriuskan duduk masalah dalam penelitian, dilakukan pembatasan sebagai diberikut yaitu:
1. Bagaimana persepsi masyarakat Banaran terkena budaya hidup membersihkan lingkungannya.
2. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat Banaran dalam rangka menjaga budaya hidup membersihkan di lingkungannya.
3. Bagaimana masyarakat Banaran menerapkan kedisiplinan dalam menjaga budaya hidup membersihkan dilingkungannya.
C. Tujuan Penelitian
Berkenaan dengan duduk masalah di atas penelitian bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan wacana “Tingkat Kedisiplinan Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih terhadap Lingkungannya” dengan Studi masalah pada masyarakat Banaran Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang yaitu untuk mengetahui:
1. mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Banaran wacana budaya hidup membersihkan lingkungannya.
2. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan masyarakat Banaran dalam rangka menjaga budaya hidup membersihkan dilingkungannya.
3. Mengetahui bagaimana masyarakat Banaran dalam penerapan kedisiplinan dalam menjaga budaya hidup membersihkan lingkungannya.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang sanggup diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Kegunaan Secara Teoretis
Secara teoretis penelitian diharapkan sanggup mempersembahkan manfaat yaitu: a) sebagai masukan kepada masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan dalam menjaga kemembersihkanan lingkungan, b) sebagai masukan kepada masyarakat terkena pentingnya sikap disiplin dan kepedulian terhadap kondisi kemembersihkanan lingkungan, c) mempersembahkan pengetahuan wacana manfaat menjaga budaya hidup membersihkan bagi anggota masyarakat khususnya terhadap kesehatan mereka.
.
2. Kegunaan Secara Praktis
Secara mudah penelitian ini diharapkan bermanfaa untuk: a) menjadi pertimbangan kepada pihak-pihak yang berwewenang, untuk meningkatkan training wacana kedisiplinan dilingkungan masyarakat. b) sebagai masukan sekaligus warta para instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang kesehatan untuk memperhatikan dan meningkatkan kedisiplinan masyarakat menjaga budaya hidup membersihkan lingkungannya, c) mempersembahkan pengetahuan bagi para masyarakat dalam membuat kedisiplinan dalam menjaga budaya hidup membersihkan dilingkungan, d) sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya dalam menyebarkan ilmu pengetahuan.
E. Sistematika Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga penggalan yaitu penggalan pertama, penggalan inti dan penggalan selesai skripsi. Bagian pertama skripsi yaitu meliputi perihal: halaman judul, persetujuan pembimbing, pernyataan, moto dan persembahan, prakarta, sari, daftar isi dan daftar gambar, daftar tabel dan daftar lampiran. Pada penggalan inti skripsi penggalan ini terdiri dari lima Bab yang meliputi:
Bab I: Penlampauan, ialah citra menyeluruh dari isi skripsi yang meliputi: latar belakang penelitian, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II: Telaah pustaka dan kerangka berpikir; pada penggalan ini meliputi terkena telaah pustaka dari sejumlah teori yang sanggup dijadikan landasan dalam penulisan, meliputi tinjauan konseptual yang mengulas: kedisiplinan, duduk masalah lingkungan, budaya hidup membersihkan, hubungan masyarakat dan lingkungan, masyarakat dan kemembersihkanan lingkungan, dan kerangka berpikir.
Bab III: Metode penelitian, penggalan ini menguraikan wacana penelitian meliputi: pendekatan penelitian, lokasi dan serius penelitian, sumber data penelitian, pengumpulan data, validitas data, analisis data, tahap pelaksanaan penelitian.
Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan, penggalan ini menguraikan wacana hasil penelitian yang meliputi: citra umum penelitian yaitu: lokasi penelitian, situasi dan kondisi lingkungan. Bagian pembahasan meliputi: a) persepsi masyarakat terhadap budaya hidup membersihkan, b) upaya masyarakat dalam menjaga budaya hidup membersihkan, c) kedisiplinan masyarakat dalam menjaga budaya hidup membersihkan lingkungannya.
Bab V: Penutup, penggalan ini terdiri dari simpulan dan masukan.
Adapun untuk bagiaan selesai skripsi meliputi wacana daftar pustaka dan lampiran- lampiran.
Adapun untuk bagiaan selesai skripsi meliputi wacana daftar pustaka dan lampiran- lampiran.
Tag :
Sosiologi
0 Komentar untuk "Tingkat Kedisiplinan Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Higienis Terhadap Lingkungannya Studi Kasus Pada Masyarakat Banaran (So-2)"