Multifraktalitas Dan Studi Komparatif Prediksi Indeks Dengan Metode Arima Dan Neural Network (Studi Komparatif Pada Indeks Lq 45 Masa 1997 – 2007 (Ke-68)

loading...
BAB I
Penlampauan

1.1  Latar Belakang masalah
            Pasar modal ialah kawasan acara perusahaan mencari dana untuk membiayai acara usaspesialuntuk. Selain itu, pasar modal juga ialah suatu perjuangan penghimpunan dana masyarakat secara pribadi dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal yaitu sebagai masukana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan / emiten. melaluiataubersamaini demikian pasar modal ialah salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, ibarat tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan menolongan luar negeri.
            Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang mempunyai kelebihan dana dan berminat untuk melaksanakan investasi, hadirnya forum pasar modal di Indonesia menambah formasi alternatif untuk menanamkan dananya. Banyak jenis surat berharga (securities) dijual dipasar tersebut, salah satu yang diperdagangkan yaitu saham. Saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong mencakupko tinggi, alasannya sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik oleh imbas yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri ibarat perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan maupun perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) itu sendiri.

            Untuk mengantisipasi perubahan harga saham tersebut maka diharapkan analisis saham. Terdapat dua pendekatan yang sering dilakukan untuk menganalisis harga saham, yaitu analisis mendasar dan analisis metodeal (Sharpe dkk, 1995). Analisis Fundamental intinya yaitu melaksanakan analisis historis atas kekuatan keuangan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis), sementara itu analisis metodeal ialah studi yang dilakukan untuk mempelajari aneka macam kekuatan yang besar lengan berkuasa dipasar saham dan implikasi pada harga saham (Robert Ang, 1997)
            Analisis metodeal ialah upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lampau. Meskipun demikian. analisis metodeal tidak terbatas sanggup dilakukan pada saham saja, analisis metodeal sanggup pula dilakukan untuk memprediksi harga suatu komoditi maupun mata uang absurd (Fernandez-Rodriguez dkk, 2000).
            Analisis metodeal menitikberatkan pada upaya-upaya untuk memperkirakan suatu harga saham. Teori yang mendasarinya yaitu bahwa analisis ini menurut pada kenyataan bahwa isu masuk secara perlahan-lahan kedalam harga saham, sehingga memungkinkan investor untuk memperoleh laba yang lebih dari biasanya (excessive return) dengan mengamati tren pergerakan harga saham (Parisi dan Vasquez, 2000).
            Analisis metodeal sanggup dilakukan dengan memakai metode-metode peramalan ibarat Moving Average (MA), exponential moving average (EMA) dan trendline (Parisi dan Vasquez, 2000). Ketiga metode tersebut sanggup digabungkan menjadi satu metode peramalan yaitu ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average). Selain ARIMA sanggup dipakai pula metode lainnya ibarat GARCH, jaenteng Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network), Algoritma Genetika (Genetic Algorithm) dan Fuzzy Logic untuk melaksanakan peramalan saham.
            ARIMA yaitu metode mencari teladan yang paling cocok dari sekelompok data (curve fitting) (Sugiarto dan Harijono, 2000), curve fitting dilakukan dengan membandingan sebuah kurva (yang ialah representasi dari data deret waktu) dengan kelompok data lain atau batasan-batasan tertentu. ARIMA memanfaatkan sepenuhnya data masa kemudian dan kini untuk melaksanakan peramalan jangka pendek yang akurat. misal pemakaian model ARIMA yaitu peramalan harga saham di pasar modal yang dilakukan para pialang yang didasarkan pada teladan perubahan harga saham dimasa lampau. (Sugiarto dan Harijono, 2000).
            Telah banyak diyakini bahwa data return akan mempunyai sifat multifraktal (Turiel, 2002). Sifat multifraktal ini penting untuk mengatakan teladan self-similarity dalam data deret waktu. Hal ini semakin menegaskan bahwa perubahan nilai data dengan volatilitas tinggi tidaklah sepenuhnya acak.
            Beberapa perangkat statistik sudah dikembangkan untuk mengukur tingkat imbas diantara data, salah satu perangkat yang sudah berkembang cukup usang yaitu model otokorelasi. Dalam perkembangan lebih lanjut model dasar ini dikembangkan dengan memperhatikan selang waktu. Data tidak lagi dianggap sebagai satu kelompok yang utuh, tetapi dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Keuntungan dalam model ini yaitu terhindar prasangka pertama, bahwa seperangkat data dalam satu selang waktu mempunyai karakteristik yang sama, contohnya nilai rata-rata. melaluiataubersamaini dipecahnya data menjadi beberapa kelompok data, memungkinkan untuk memperlakukan data secara lebih baik (Hariadi dan Surya, 2003)
            Analisis R/S (Rescaled Range Analysis) bisa membedakan data runtun waktu acak dengan runtun waktu tidak acak, tanpa memperhatikan distribusi data runtun waktu tersebut.( Yao dkk, 1999). Analisis R/S dipakai untuk mendeteksi imbas memori jangka panjang (long memory effects) pada data runtun waktu yang dipakai selama periode penelitian. 
            Jaenteng Syaraf Tiruan (Jaenteng Syaraf Tiruan) atau dikenal dengan Artificial Neural Network(ANN) atau disebut juga Simulated Neural Network (SNN) yaitu jaenteng dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan menurut jaenteng syaraf manusia. JST ialah sistem adaptif yang sanggup merubah strukturnya untuk memecahkan problem menurut isu eksternal maupun internal yang mengalir melalui jaenteng tersebut. Secara sederhana, JST ialah salah satu alat permodelan data statistik non-linier, JST sanggup dipakai untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara masukan(input) dan keluaran(output) untuk menemukan pola-pola data.
            Beberapa penelitian yang sudah dilakukan dipasar modal Indonesia, sebagian besar spesialuntuk melaksanakan kajian yang berkaitan dengan analisis mendasar saja (misalnya penelitian Mas'ud Machfoed (1994), Mamduh Hanafi (1997), Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998), Wiwik Utami dan Suharmadi (1998), Triyono dan Jogiyanto Hartono (1999), Syahib Natarsyah (2000), dan Nur Fadjrih Asyik (2000),  tetapi sangat sedikit sekali yang melaksanakan kajian terhadap analisis metodeal, salah satunya yaitu penelitian Dedhy Sulistiawan (2001), tetapi penelitian ini spesialuntuk bersifat suatu tinjuan teori saja. Penelitian Taylor dan Aller (1992) dalan Fernandez-Rodriguez dkk(1999) menyatakan bahwa lebih dari 90% investor mempersembahkan bobot yang lebih tinggi pada penerapan analisis metodeal dibandingkan analisis mendasar dalam membeli dan menjual saham. Hal ini sanggup terjadi alasannya investor cenderung berorientasi jangka pendek dalam membeli atau menjual saham.
            Penelitian ini dipertamai dengan mencari sifat multifraktal pada return saham objek penelitian dengan analisis rescaled range (untuk mendapat eksponen hurst) untuk mengetahui apakah data return tersebut bersifat acak atau terdapat pengulangan animo sehingga sanggup dilakukan analisis metodeal. Selanjutnya akan dilakukan prediksi terhadap return saham tersebut dengan metode ARIMA(Auto Regressive Integrated Moving Average) dan Jaenteng Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network) untuk kemudian akan dilakukan komparasi metode mana yang mempunyai kesalahan lebih kecil dalam memprediksi indeks LQ 45.
            Pemilihan indeks LQ45 dilakukan alasannya LQ 45 lebih bisa menandakan pergerakan harga saham daripada IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) (Agus Sartono dan Sri Zulaihati, 1998), bahkan secara empiris sudah dibuktikan oleh Bima Putra (2001) bahwa indeks LQ 45 lebih baik dipakai sebagai proxy pasar saham dibandingkan IHSG.

            Volatilitas yang tinggi di pasar modal menjadikan munculnya kebutuhan untuk memahami teladan dan sikap harga saham maupun indeks di pasar modal. Berbagai macam metode sanggup dipakai untuk  melaksanakan analisis metodeal pada pasar modal. Oleh alasannya itu, perlu diketahui performa prediksi tiap metode supaya prediksi sanggup dilakukan dengan lebih baik.    Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan diatas, maka penelitian ini mengambil judul “Multifraktalitas dan studi komparatif prediksi Indeks dengan metode ARIMA dan Jaenteng Syaraf Tiruan”.





0 Komentar untuk "Multifraktalitas Dan Studi Komparatif Prediksi Indeks Dengan Metode Arima Dan Neural Network (Studi Komparatif Pada Indeks Lq 45 Masa 1997 – 2007 (Ke-68)"

Back To Top