Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Bawang Merah Di Kabupaten …(Prt-64)

loading...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     ILMU DAN PENGETAHUAN
Pengetahuan yakni pembentukan aliran asosiatif yang menghubungkan sebuah aliran dengan kenyataan atau pikiran lain menurut pengalaman berulang‑ulang tanpa pernahaman kausalitas yang hakiki dan universal. Pengetahuan terbawa semenjak insan itu lahir dan berkembang sejalan dengan perkembangan biologisnya. Manusia bisa menyebarkan pengetahuan sebab punya dua kemampuan khusus yang tidak dimiliki makhluk lain, yaitu: pertama, insan bisa mengkomunikasikan pengetahuan yang ia miliki kepada insan lain dengan bahasa yang dikuasai; kedua, dengan kemampuan menalar, insan bisa menyebarkan pengetahuannya sehingga semakin sempurna.

Interaksinya dengan lingkungan alam dan sosial dalam kehidupan sehari-hari sudah membuat pengetahuan itu terakumulasi menjadi banyak dan berguaka ragam. Namun, tidak tiruana pengetahuan yang dikembangkan insan itu dikategorikan sebagai ilmu, sebab jelajah ontologi dan epistemologisnya tidak sama. Ilmu ialah kumpulan pengetahuan yang membuktikan suatu obyek dalam hubungan kausalitas dengan memakai metode‑metode tertentu yang sistematis. Pengetahuan akan menjadi ilmu apabila pengetahuan tersebut disusun menurut logika‑logika tertentu dan bisa diuji secara empiris melalui kejadian yang benar‑benar terjadi dalam kehidupan sehari‑hari. Karena itulah, secara ontologis ilmu spesialuntuk menjelajah jalur pengalaman manusia, sementara pengetahuan yang bukan ilmu menyerupai agama sanggup menjelajah hingga di luar batas jalur pengalaman manusia.

Oleh sebab ilmu spesialuntuk menjelajah sebatas pengalaman manusia, maka konsekuensinya yakni pertama, ilmu menghasilkan kebenaran yang tidak mutlak; kedua, ilmu bersifat inter‑subyektif artinya ilmu sanggup dicapai oleh siapa saja yang bisa menguasai mekanisme dan metodenya; ketiga, ilmu bersifat reproduktif artinya mekanisme dan metode itu sanggup diulang untuk menguji kembali kebenaran yang dicapai ‑ ilmu. Dalam menjelajah batas pengalaman insan ilmu memakai asumsi‑asumsi tertentu sebelum hingga pada kesimpulan yang dianggap benar. Asumsi‑asumsi yang dimaksud antara lain (1) dunia ini ada, (2) percaya akan kemampuan indra insan dalam menangkap tanda-tanda alam dan sosial, (3) tanda-tanda alam dan sosial itu saling bekerjasama satu sama lain.

Di samping memakai asumsi, ilmu mempunyai struktur yang tersusun menurut komponen‑komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut Rusidi (1985) secara anatomis ilmu tersusun atas komponen‑komponen fenomena, konsep, proposisi, fakta dan teori. Masing‑masing komponen itu saling bekerjasama satu sama lain secara utuh dan mempunyai karakteristik yang tidak sama untuk masing‑masing disiplin ilmu. melaluiataubersamaini kata lain karakteristik komponen‑komponen itulah yang membedakan contohnya antara ilmu ekonomi dengan ilmu hukum, ilmu sosial politik, ilmu kimia dan sebagainya.

Fenomena mencerminkan suatu kejadian atau kejadian yang ditangkap oleh indra insan dan sanggup dijelaskan secara ilmiah. Konsep yakni abstraksi dari fenomena yang disusun menurut generalisasi atas ide‑ide, simbol‑simbol, karakteristik suatu kejadian atau kejadian tertentu dengan nama yang diambil dari bahasa sehari‑hari. Konsep sama artinya mempersembahkan istilah dan definisi terhadap suatu kejadian atau kejadian berkaitan dengan tanda-tanda alam dan sosial baik menunjuk atau tanpa perlu menunjuk secara eksklusif tanda-tanda itu. Istilah dan definisi yang didiberikan terhadap kejadian atau kejadian tersebut kemudian menjadi konsensus bersama. melaluiataubersamaini memakai konsep maka fenomena yang kompleks bisa disederhanakan dengan spesialuntuk menyebut satu istilah. misal, kejadian berpindahnya penduduk dari desa ke kota dikenal dengan konsep urbanisasi. Konsep urbanisasi ini disebut konstruk sebab konsep urbanisasi.tidak eksklusif menunjuk kepada benda yang mewakili. Konsep lain yang eksklusif menunjuk pada benda yang diwakili contohnya konsep rumah, konsep badan, konsep buku dan sebagainya.

Bentuk yang lebih nyata dari konsep yakni variabel. Varibel mempunyai variasi nilai baik kualitatif maupun kuantitatif, oleh balasannya bisa diukur dengan skala ukur tertentu. Apabila dua variabel atau lebih membentuk hubungan kausalitas yang berlaku umum antara satu dengan lainnya, maka terbentuklah proposisi. Bila hubungan antar variabel dalam proposisi itu sudah diketahui secara spesifik, kemudian didukung oleh data empirik maka disebut fakta. Jalinan fakta­fakta secara keseluruhan membentuk teori. Rusidi (1985) mendefinisikan teori sebagai seperangkat konsep, definisi, dan proposisi‑proposisi yang bekerjasama satu sama lain, yang menawarkan fenomena secara sistematis, dan bertujuan untuk membuktikan (explanation) dan meramalkan (prediction) fenomena.


Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Bawang Merah Di Kabupaten …(Prt-64)"

Back To Top