Analisis Kinerja Pemasaran Flora Jati (Tectona Grandis Linn) (Studi Pemasaran Flora Jati Di Desa Pamatan Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo ) (Prt-103)

loading...
BAB I 
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Kayu jati (Tectona grandis Linn) sudah usang dikenal sebagai salah satu kayu yang berkarakter tinggi, tidak menimbulkan persaingan harga yang berat bagi tanaman lain menyerupai tanaman kopi alasannya ialah mempunyai struktur akar yang dalam, selain itu juga tidak mempunyai imbas alelopati terhadap kopi. Tanaman jati ialah salah satu jenis tanaman penghasil kayu yang banyak dibudidayakan orang semenjak jaman lampau alasannya ialah mempunyai nilai jual yang tinggi. Saat ini populasi tanaman jati semakin hari semakin menipis, banyak kerusakan hutan negara jawaban penjarahan oleh masyarakat sehingga hutan menjadi gundul yang bisa mempengaruhi ekosistem yang ada. Namun demikian, masih ada cita-cita bahwa masyarakat ketika ini sudah mulai berperan serta dalam pengembangan tanaman jati yang dikenal dengan hutan rakyat.
Di Indonesia tanaman jati tumbuh baik pada dataran rendah hingga ketinggian 800 m dpl, tetapi jati juga sanggup tumbuh pada ketinggian hingga 1300 m dpl menyerupai dijumpai di Myanmar dan India (Lapongan, 1998). Temperatur yang dikehendaki ialah 22-38 °C (Salleh, 2001). Tanaman jati mempunyai habitat besar, berdaun lebar (ukuran panjang 20-50 cm dan lebar 15-40 cm) dengan bentuk kanopi membulat. Tinggi pohon jati sanggup mencapai 30-45 m dengan diameter batang mencapai 220 cm. Tetapi alasannya ialah banyaknya undangan ketika ini diameter batang jati umumnya sebesar 50 cm. melaluiataubersamaini pemangkasan, tinggi batang yang bebas cabang besar sanggup mencapai 15 - 20 m.
Secara nasional bantuan sektor kehutanan yang demikian besar ternyata belum dinikmati secara adil oleh petani, spesialuntuk kurang lebih 40 % dari harga jual yang ada di konsumen dimiliki oleh petani yang memproduksi materi kayu tersebut, sedangkan yang 60% dimiliki oleh para pedagang. Idealnya petani harus bisa menjual sendiri produknya namun dalam prakteknya petani kayu jati rakyat di Kabupaten Malang sangat tergantung pada pedagang perantara, akhirnya posisi petani dalam sistem pemamasukan selama ini masih sangat lemah. Padahal, sektor kehutanan terutama kayu jati ialah komoditi yang sanggup dipercaya untuk menambah penghasilan petani.

Permasalahan yang dialami petani sebagai produsen produk kehutanan (kayu jati) antara lain harga harga yang fluktuasi, tidak jelasnya isu harga dipamasukan, sehingga petani sering kesusahan memprediksi perhitungan perjuangan taninya. Panjangnya mata rantai pemamasukan hasil produksi kayu jati rakyat membuat share pemamasukan tinggi.


Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Analisis Kinerja Pemasaran Flora Jati (Tectona Grandis Linn) (Studi Pemasaran Flora Jati Di Desa Pamatan Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo ) (Prt-103)"

Back To Top