Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Ke-13)

loading...
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Struktur modal atau keputusan pendanaan akan sangat besar lengan berkuasa pada kinerja perusahaan. Keputusan apakah dana yang akan dipakai oleh perusahaan dengan dukungan atau dengan penjualan saham akan sangat besar lengan berkuasa terhadap kinerja perusahaan khususnya dalam rangka meterbaikkan kemakmuran atau kekayaan para pemegang saham atau pemilik yang akan tercermin melalui harga saham perusahaan. melaluiataubersamaini demikian perusahaan perlu mengusahakan suatu keseimbangan yang optimal dalam memakai kedua sumber tersebut sehingga sanggup meterbaikkan nilai perusahaan.

Perusahaan bertujuan untuk meterbaikkan kesejahteraan pemilik melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal, demikian jikalau dilihat menurut sudut pandang administrasi keuangan. Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu perjuangan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, banyak shareholder yang menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para profesional yang bertanggung balasan mengelola perusahaan, yang disebut manajer. Para manajer yang diangkat oleh shareholder diperlukan akan bertindak atas nama shareholder tersebut, yakni memaksimumkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran shareholder akan sanggup tercapai.
Para manajer dalam menjalankan operasi perusahaan, sering kali tindakannya bukan memaksimumkan shareholder, melainkan justru terpengaruhi untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Kondisi ini akan menimbulkan munculnya perbedaan kepentingan antara external shareholder dengan manajer. Konflik yang disebabkan oleh pemisahan antara kepemilikan dan fungsi pengelolaan dalam teori keuangan disebut konflik keagenaan atau Agency conflik.

Peningkatan kepemilikan manajerial sanggup dipakai sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan (Crutchley dan hansen: 1989, Jensen, Solberg dan Zorn: 1992). Perusahaan meningkatkan kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan impian pemegang saham. melaluiataubersamaini meningkatnya persentase kepemilikan, manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan bertanggung balasan meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Pada kepemilikan yang menyebar, problem keagenan terjadi antara pihak administrasi dengan pemegang saham. Hal ini menimbulkan kekuasaan pemegang saham dan menyerahkan kepada manajer. Sebagai konsekuensinya, manajer menuntut kompensasi yang tinggi sehingga meningkatkan biaya keagenan. Pada kondisi ini, konflik keagenan diatasi dengan meningkatkan kepemilikan manajerial. Sebaliknya pada kepemilikan yang berserius problem keagenan disebabkan oleh kekerabatan antara pemegang saham dan kreditor.

Masalah ini dijumpai pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pada kepemilikan terpusat terdapat dua kelompok pemegang saham, yakni controlling mayority stockholder dan minority stockholder. Manajer diangkat dan diberhentikan oleh controlling mayority stockholder sehingga menawarkan kinerja baik dihadapkan pemegang saham. Kondisi ini memperkecil biaya keagenan ekuitas tetapi menimbulkan biaya keagenan gres yakni biaya keagenan dukungan ( Husnan : 2000).

Peningkatan dividen diperlukan sanggup mengurangi biaya keagenan. Hal ini disebabkan dimana dividen yang besar menimbulkan rasio keuntungan ditahan akan kecil sehingga perusahaan membutuhkan komplemen dana dari sumber eksternal, menyerupai emisi saham baru. Penambahan dana menimbulkan kinerja manajer dimonitor oleh bursa dan penyediaan dana baru. Pengawasan kinerja menimbulkan manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham sehingga mengurangi biaya yang berkaitan dengan emisi saham gres (floating cost). (Crutchley dan Hansen : 1989).

Perkembangan riset pasar modal sudah memotivasi penulis untuk melaksanakan penelitian bidang keuangan. Beberapa penelitian wacana struktur modal terhadap nilai perusahaan sudah banyak dilakukan oleh peneliti dan hasilnya saling kontradiksi. Jensen dan Meckling (1976) beragumentasi bahwa konflik keagenan terjadi lantaran adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Konflik keagenan menimbulkan penurunan nilai perusahaan. Penurunan nilai perusahaan akan mempengaruhi kekayaan dari pemegang saham sehingga pemegang saham akan melaksanakan tindakan pengawasan terhadap sikap manajemen. Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan administrasi dan kepentingan pemegang saham mungkin berperihalan. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, lantaran pengeluaran tersebut akan menambah kos perusahaan yang menimbulkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Pemegang saham menginginkan biar kos tersebut didanai oleh utang, tetapi manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi. Perbedaan kepentingan itu menimbulkan konflik yaag biasa disebut konflik agensi. Konflik kepentingan sanggup diminimumkan dengan suatu prosedur pengawasan yang sanggup mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Akibat dari munculnya prosedur pengawasan tersebut menimbulkan timbulnya suatu kos yang disebut agency cost.

Ada beberapa alternatif untuk mengurangi kos keagenan tersebut yakni : pertama, dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh administrasi (Jensen dan Meckling 1976). Analisisnya menyatakan bahwa proporsi kepemilikan saham dikontrol manajer sanggup mempengaruhi kebijakan-kebijakan perusahaan. Selain itu kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan administrasi dan pemegang saham, sehingga manajer akan mencicipi eksklusif manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan akan mencicipi kerugian sebagai konsekwensi dari pengambilan keputusan yang salah. Kedua, dengan meningkatkan dividen payout ratio (Crutley dan Hansen, 1989; Easterbrook, 1989; Leland dan Pyle, 1977). Penelitian mereka menyatakan bahwa pembayaran dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan, lantaran dengan pembayaran dividen akan mengurangi cash flow perusahaan akhirnya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasinya akan mencari alternatif sumber pendanaan yang relevan, Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan utang. Penurunan utang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen. Disamping itu utang akan menurunkan exess cash flow yang ada dalam perusahaan, sehingga akan menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Keempat, institusional investor sebagai pihak yang memonitor agen, Moh’d et al. (1998) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar menyerupai institusional investor sanggup mengurangi agency cost. Hal ini disebabkan lantaran kepemilikan mewakili sumber kekuasaan yang sanggup dipakai untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Makara dengan adanya investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

Ada dua pandangan yang terus diperdebatkan oleh ahli-ahli keuangan di dunia. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yakni Trade off Theory dan Pecking Order Theory, Myers (1984). Pandangan kedua dikemukakan oleh Modigliani dan Miller yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Myers dan Majluf (1984), menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih lampau, dan apabila memerlukan external financing, maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum memakai external equity.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia ditemukan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung mengikuti pecking order theory. Santoso (2001) sudah menemukan bahwa pada umumnya para manajer perusahaan di Indonesia cenderung mengikuti hirarki pendanaan (pecking order theory). Struktur modal perusahaan diprediksi juga dipengaruhi oleh faktor ekstern dan faktor intern perusahaan. Struktur kepemilikan menjadi penting dalam teori keagenan lantaran sebagian besar argumentasi konflik keagenan disebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Konflik keagenan tidak terjadi pada perusahaan dengan kepemilikan seratus persen oleh administrasi (Jensen dan Meckling, 1976). Struktur kepemilikan saham diprediksi besar lengan berkuasa dalam penentuan struktur modal. Semakin terserius kepemilikan saham perusahaan cenderung akan mengurangi utang. Semakin terserius kepemilikan saham, maka akan terjadi pengawasan yang efektif terhadap manjemen. Manajemen akan semakin berhati-hati dalam melaksanakan peminjaman, lantaran jumlah utang yang terlalu tinggi akan menimbulkan risiko financial distress sehingga nilai perusahaan akan menurun. Jumlah utang yang melewati titik optimalnya akan membuat penghematan pajak dari penerapan utang lebih rendah dari pada nilai kini dari financial distress dan agency cost (model trade off). Semakin terserius kepemilikan saham perusahaan juga diprediksi akan menigkatkan nilai perusahaan.

Pentingnya penelitian ini dari jurnal sebelumnya penelitian ini memakai menolongan software Lisrel 8.54, sedangkan dalam jurnal sebelumnya memakai menolongan software Amos 4.0 dan juga dalam penelitian ini menambahkan dua variabel manifest yakni DAR (Debt to Asset Ratio) dan PER (Price Earning Ratio).
Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan dan penilaian peneliti sebelumnya maka penulis tertarik mengadakan penelitian terkena “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang problem tersebut peneliti mengidentifikasi sebagai diberikut :
1. Pengaruh kepemilikan saham, faktor ekstern dan faktor intern terhadap leverage.
2. Pengaruh kepemilikan saham, faktor ekstern, faktor intern dan leverage terhadap nilai perusahaan.


Judul : Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (KE-13))

Tag : Keuangan
0 Komentar untuk "Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Ke-13)"

Back To Top