Studi Pembuatan Mie Kering Dengan Penambahan Pasta Ubi Jalar (Ipomoea Batatas), Pasta Kacang Tunggak Dan Pasta Tempe Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata L) (Prt-158)

loading...
Mie ialah produk pasta atau ekstrusi. Menurut Astawan (2008),mieialah produk pangan yang dibentuk dari adonan terigu atau tepunglainnya sebagai materi utama dengan atau tanpa penambahan materi tambahanlainnya. Dalam upaya diversifikasi pangan, mie sanggup dikategorikan sebagaisalah satu komoditi pangan substitusi alasannya ialah sanggup berfungsi sebagai bahanpangan pokok. Menurut Juniawati (2003), mie ialah produk pangan yangsering dikonsumsi oleh sebagian besar konsumen baik sebagai sarapanmaupun sebagai masakan selingan.

Produk mie yang sudah dikenal oleh masyarakat yaitu mie basah, mie mentah, mie kering dan mie instan. Produk-produk mie dikala ini sudah mengalami perkembangan dengan variasi adonan antara terigu sebagai materi baku utama dengan bahan-bahan lain menyerupai umbi-umbian, kacang-kacangan dan sayur-sayuran yang tentu saja sanggup meningkatkan kandungan gizi mie tersebut.

Pemanfaatan umbi-umbian dankacang-kacangan di Indonesia sebagai materi adonan pada pembuatan mie masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari konsumsi masyarakat yang luas terhadap umbi-umbian tetapi spesialuntuk untuk diolah dalam bentuk yang sederhana saja menyerupai direbus, digoreng, dan lain sebagainya.


Salah satu jenis umbi-umbian dan kacang-kacangan dan olahannya (tempe) yang sanggup divariasikan pada pembuatan mie yaitu ubi jalar dan kacang tunggak.Ubi jalar dan kacang tunggak mempunyai prospek yang sangat besar sebagai materi baku industri pangan.Kandungan kimia ubi jalar cukub baik untuk dijadikan materi pangan. Sebagai materi pangan sumber energi, tiap 100 g ubi jalar bisa menyediakan energi sebesar 123 kalori. Ubi jalar selain menyediakan energi yang tinggi yang sebagian besar dalam bentuk karbohidrat, juga mempunyai kandungan karoten, asam askorbat, niacin, riboflavin, thiamin dan mineral yang tinggi.

Kacang Tunggak (Vigna unguiculata, L) termasuk dalam keluarga Leguminosa. Bijinya mempunyai kandungan protein cukup tinggi (25%). Selama ini ubi jalar dan kacang tunggak sebagian besar dipakai untuk materi sayuran dan masakan menyerupai kue, gorengan, dan jajanan lainnya (Anonim, 2011b).

Tempe ialah  salah satu hasil fermentasi kedelai (Susanto dan Suneto, 1994). Selain dari kacang kedelai, tempe sanggup pula dibentuk dari kacang tunggak.Nilai nutrisi tempe kacang tunggak cukup tinggi. Tiap 100 g tempe mengandung 33 g protein, 2 g lemak,53 g karbohidrat, 3 g serat, dan 1 g abu. Dari karakteristik sensori, tempe kacang tunggak tidak sama dengan tempe kedelai. tempe kacang tunggak mengandung p-caumaric acid(Senyawa fenilpropanoid)dan asam ferulat yang diduga mempunyai acara antioksidan yang cukup kuat. Menurut Ardiansyah, asam ferulat pada tempe bisa menurunkan tekanan darah dan kandunganglukosa darah. Senyawa fenilpropanoid lainnya, yaitu p-caumaric acid mampu melemahkan zatnitrosamin, salah satu penyebab kanker yang mungkin terdapat dalam makanan.



Hampir diseluruh wilayah Indonesia, ubi jalar dan kacang tunggak sanggup tumbuh dengan baik, sehingga materi baku ubi jalar dan kacang tunggak simpel dijumpai. Ubijalar yang dipakai pada penelititian ini berasal dari kawasan Gowa dan kacang tunggak berasal dari kawasan Soppeng. Karena kandungan gizi (vitamin, mineral, protein dan karbohidrat) ubi jalar dan kacang tunggak cukup tinggi sehingga baik dimanfaatkan sebagai materi pemanis dan subtitusi untuk produk mie.


0 Komentar untuk "Studi Pembuatan Mie Kering Dengan Penambahan Pasta Ubi Jalar (Ipomoea Batatas), Pasta Kacang Tunggak Dan Pasta Tempe Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata L) (Prt-158)"

Back To Top