Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (Gi) Dalam Meningkatkan Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas Vii Smp (Tp-4)

loading...

Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut antara lain peningkatan masukana dan pramasukana, peningkatan mutu para pendidik dan penerima didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum.

Pendidikan yang bisa mendukung pembangunan di masa menhadir ialah pendidikan yang bisa menyebarkan potensi penerima didik, sehingga yang bersangkutan bisa mempunyai dan memecahkan problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi penerima didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, alasannya ialah yang bersangkutan harus bisa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari ketika ini maupun yang akan hadir.



Sekolah sebagai suatu institusi atau forum pendidikan idealnya harus bisa melaksanakan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. melaluiataubersamaini kata lain, sekolah yang berkarakter ialah sekolah yang bisa berperan sebagai proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada aktivitas mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat terutama bagi anak didik), dan wadah proses transformasi (proses perubahan tingkah laris ke arah yang lebih baik/ lebih maju). 

Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta ialah salah satu sekolah negeri yang mempunyai input atau masukan siswa yang mempunyai prestasi mencar ilmu yang bervariasi. Karena prestasi mencar ilmu yang bervariasi inilah maka kiprah serta dan keaktifan siswa dalam aktivitas mencar ilmu mengajar berguaka ragam. Pada tahun pelajaran 2005/2006 batas terendah Nilai Ebtanas Murni (NEM) masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta ialah 32,00. Batas tuntas nilai IPS Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta untuk tahun pelajaran 2005/2006 ialah 6,00. 
Masalah proses mencar ilmu mengajar pada umumnya terjadi di kelas, kelas dalam hal ini sanggup berarti segala aktivitas yang dilakukan guru dan anak didiknya di suatu ruangan dalam melaksanakan KBM. Kelas dalam arti luas meliputi beberapa aspek interaksi guru dan siswa, metode dan taktik mencar ilmu mengajar, dan implementasi kurikulum serta evaluasinya. (Kasihani Kasbolah E.S, 2001 hal: 1)

Proses pembelajaran melalui interaksi guru dan siswa, siswa dan siswa, dan siswa dengan guru, secara tidak eksklusif menyangkut banyak sekali komponen lain yang saling terkait menjadi satu sistem yang utuh. Perolehan hasil mencar ilmu sangat ditentukan oleh baik tidaknya aktivitas dan pembelajaran selama agenda pendidikan dilaksanankan di kelas yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah. 

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas VII(E) semester genap di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2005/2006 menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi mata pelajaran ekonomi siswa kurang optimal. Asumsi dasar yang menimbulkan pencapaian kompetensi mata pelajaran ekonomi siswa kurang optimal ialah pemilihan metode pembelajaran dan kurangnya kiprah serta (keaktifan) siswa dalam KBM. Pada tahun fatwa 2005/2006 Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta sudah mempergunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, namun pelaksanaannya belum optimal. Metode mengajar guru masih secara konvensional. Proses mencar ilmu mengajar ekonomi masih terserius pada guru dan kurang terserius pada siswa. Hal ini menjadikan aktivitas mencar ilmu mengajar (KBM) lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran yang dipakai lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Peran serta siswa belum menyeluruh sehingga menimbulkan diskriminasi dalam aktivitas pembelajaran. Siswa yang aktif dalam KBM cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali warta dari guru maupun sumber mencar ilmu yang lain sehingga cenderung mempunyai pencapaian kompetensi mencar ilmu yang lebih tinggi. Siswa yang kurang aktif cenderung pasif dalam KBM, mereka spesialuntuk mendapatkan pengetahuan yang hadir padanya sehingga mempunyai pencapaian kompetensi yang lebih rendah.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang bisa melibatkan kiprah serta siswa secara menyeluruh sehingga aktivitas mencar ilmu mengajar tidak spesialuntuk didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut dibutuhkan sumber warta yang diterima siswa tidak spesialuntuk dari guru melainkan juga sanggup meningkatkan kiprah serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaran ekonomi.

Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan kiprah serta siswa ialah metode pembelajaran kooperatif. Dalam metode pembelajaran kooperatif lebih menitikberatkan pada proses mencar ilmu pada kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Proses mencar ilmu dalam kelompok akan memmenolong siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak sanggup dijumpai pada metode konvensional. 

Para siswa dalam kelompok kooperatif mencar ilmu tolong-menolong dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok sudah benar-benar menguasai konsep yang sudah dipelajari, alasannya ialah keberhasilan mereka sebagai kelompok bergantung dari pemahaman masing-masing anggota. Ada beberapa laba yang bisa diperoleh dari penerapan metode pembelajaran kooperatif ini, yaitu: siswa sanggup mencapai prestasi mencar ilmu yang bagus, mendapatkan pelajaran dengan bahagia hati atau sebagai hiburan, alasannya ialah adanya kontak fisik antara mereka, serta sanggup menyebarkan kemampuan siswa. 

melaluiataubersamaini pembelajaran kooperatif penerima didik akan lebih praktis menemukan dan memahami konsep-konsep yang susah apabila mereka sanggup mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan kawannya. Agar pembelajaran kooperatif sanggup terealisasi dengan baik, penerima didik harus bekerja dengan lembar kerja yang meliputi pertanyaan dan kiprah yang sudah direncanakan. Selama bekerja dalam kelompok, kiprah anggota kelompok ialah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling memmenolong sesama kawan.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengkaji penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam proses pembalajaran. Group Investigation ialah metode pembelajaran yang melibatkan siswa semenjak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk mempunyai kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para siswa menentukan topik yang ingin dipelajari, mengikuti pemeriksaan mendalam terhadap banyak sekali subtopik yang sudah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.

Pusat dari pemeriksaan kelompok ialah perencanaan kooperatif anakdidik dalam melaksanakan penyelidikan terhadap topik yang sudah diidentifikasikan. Anggota kelompok mengambil kiprah dalam menentukan apa yang akan mereka selidiki, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana mereka mempresentasikan hasil secara keseluruhan di depan kelas. Kelompok pada pembelajaran berbasis pemeriksaan kelompok ini ialah kelompok yang heterogen baik dari jenis kelabuin maupun kemampuannya. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Di dalam kelompok tersebut, setiap siswa dalam kelompok mengejakan apa yang sudah menjadi tugasnya dalam lembar kerja aktivitas secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri yang sudah disiapkan dan mitra sekelompoknya bertanggungjawaban untuk saling memdiberi kontribusi, saling tukar-menukar dan mengumpulkan ide. Sesudah itu anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya. Langkah terakhir dalam aktivitas ini, salah satu anggota kelompok mengkoordinasikan planning yang akan dipresentasikan di depan kelompok yang lebih besar.

Teknik presentasi dilakukan di depan kelas dengan banyak sekali macam bentuk presentasi, sedangkan kelompok yang lain menunggu giliran untuk mempresentasikan, mengevaluasi dan memdiberi tanggapan dari topik yang tengah dipresentasikan. Peran guru dalam GI ialah sebagai sumber dan fasilitator. Di samping itu guru juga memperhatikan dan menyelidiki setiap kelompok bahwa mereka bisa mengatur pekerjaannya dan memmenolong setiap permasalahan yang dihadapi di dalam interaksi kelompok tersebut. Pada selesai kegiatan, guru menyimpulkan dari masing-masing aktivitas kelompok dalam bentuk rangkuman. 

Berdasarkan latar belakang persoalan di atas maka dirumuskan judul penelitian sebagai diberikut: “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VII Sekolah Menengah Pertama NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2005/2006.”
0 Komentar untuk "Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (Gi) Dalam Meningkatkan Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas Vii Smp (Tp-4)"

Back To Top