loading...
BAB I
PENDAHAULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di dalam masyarakat, dari yang paling kolot hingga yang paling maju, guru memegang peranan penting hampir tanpa terkecuali, guru ialah satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon masyarakat masyarakat.[1]
Seorang guru sangat berperan sekali dalam dunia pendidikan salah satu kiprah yang harus dilaksanakan oleh guru di Sekolah ialah mempersembahkan pelayanan kepada para siswa biar mereka menjadi siswa atau anak didik selaras dengan tujuan sekolah itu. Sesungguhnya guru sangat besar jasanya dalam menghantarkan harkat dan martabat manusia, oleh lantaran itu guru perlu mendapatkan penghargaan yang sesuai dari tiruana pihak. Penghargaan terhadap guru bukan sekedar tuntutan para guru, namun ialah kewajiban kita untuk melakukannya.[2]
Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan insan Indonesia seutuhnya, Karena itulah perlu adanya kiprah serta dari sumber daya yang handal dan tangguh, yaitu insan yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mengisi dan memanfaatkan segala kemajuan yang ada. Sehingga untuk mengisi dan memanfaat segala kemajuan yanh ada diharapkan perjuangan dan strategi-strategi tertentu yang bertujuan mencetak dan membentuk sumber daya insan yang handal dan tangguh. Keterkaitan dengan sistem pendidikan nasional, terang disebutkan dalam rumusan tujuan pendidikan kita. Dalam pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003 sebut bahwa : Pendidikan nasional berfungsi berbagi kemampuan dan membentuk tabiat serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi penerima didik biar menjadi insan yang diberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, diberilmu, cakap kreatif, berdikari dan menjadi masyarakat negara yang demokratis serta bertanggung jawaban.[3]
Dalam dunia pendidikan, seni administrasi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed a particular educational goal (J. R. David. 1976). Jadi, dengan demikian seni administrasi pembelajaran sanggup diartikan sebagai perencanaan yang meliputi wacana rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama, strategi pembelajaran ialah planning tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penerapan metode dan memanfaatkan banyak sekali sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari tiruana keputusan penyusunan seni administrasi yakni pencapaian tujuan. melaluiataubersamaini demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, memanfaatkan banyak sekali akomodasi dan sumber mencar ilmu tiruananya diarahkan dalam upaya pencapai tujuan. Oleh alasannya yakni itu, sebelum memilih strategi, perlu dirumuskan tujuan yang terang yang sanggup diukur keberhasilannya, alasannya yakni tujuan yakni rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Kemp (1995) menunjukan bahwa seni administrasi pembelajaran yakni suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa biar tujuan pembelajaran sanggup dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick adn Carey (1985) juga sebut bahwa seni administrasi pembelajaran itu yakni suatu set materi dan mekanisme pembelajaran yang digunakan secara bahu-membahu untuk menyebabkan hasil mencar ilmu pada siswa.[4]
Dari tiga definisi wacana seni administrasi pembelajaran di atas, sanggup disimpulkan bahwa startegi pembelajaran itu meliputi: perencanaan, pemilihan metode, perumusan kbm, pemilihan materi dan mekanisme pembelajaran.
Berkaitan dengan judul diatas, guru agama sebagai tenaga pendidik ialah kunci penting dalam keberhasilan peningkatan mutu pendidikan agama islam, dalam hal ini guru agama ialah titik sentral penting dalam perjuangan mereformasi pendidikan, dan mereka menjadi kunci penting dalam keberhasilan setiap perjuangan peningkatan prestasi mencar ilmu dan mutu pendidikan khususnya pendidikan agama islam. [5]
Strategi seorang guru agama untuk meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa dalam pendidikan agama islam harus memakai metode dan mekanisme yang sesuai dengan sikap siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mencar ilmu meningkatkan prestasi belajarnya yang lebih baik lagi.
Secara sederhana pendidikan agama islam sanggup diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan dengan bersumber dan berdasar atas pedoman (agama) islam. sepertiyang kita maklumi, bahwa pedoman islam bersumber dan menurut atas Al Qur’an, yang kemudian dicontoh teladankan aplikasinya dalam kehidupan konkret oleh Sunnah Nabi Muhammad saw. Oleh lantaran itu, untuk mendapatkan konsep yang dikehendaki oleh islam wacana pendidikan (konsep wacana pendidikan islam), kita harus menemukannya di dalam Al Qur’an, dengan cara menganalisa ayat-ayat Al Qur’an yang bekerjasama dengan pendidikan dan menganalisa penerapan serta aplikasinya dalam Sunnah Nabi Muhammad saw, dan sepanjang sejarah islam.[6]
Strategi lainnya seorang guru agama dalam meningkatkan prestasi mencar ilmu penerima didik guru harus memahami anakdidik-anakdidiknya, guru akan semakin praktis mendidik bawah umur di sekolah, apabila eksklusif anak itu difahaminya benar-benar. Oleh lantaran itu baik sekali apabila seorang guru mengunjungi setiap orang bau tanah anakdidiknya, setidak-tidaknya orang bau tanah anakdidik yang anaknya menyebabkan kesukaran dalam pendidikan agama islam, contohnya yang berkelakuan buruk, malas, mundur pelajarannya, keras kepala, dan sebagainya.
Kunjungan itu banyak faedahnya, antara lain :
1. Dalam percakapan dengan orang bau tanah banyak diperoleh keterangan-keterangan wacana anak itu.
2. Guru berkenalan dengan orang tua, kelakuan anak kerap kali membayangkan orang tua.
3. Orang bau tanah menghargai perbuatan guru terhadap pendidikan anaknya. Ini mempererat kekerabatan orang bau tanah dengan sekolah.
4. Guru mengenal keadaan dan suasana dalam rumah tangga anak itu. Lingkungan rumah besar pengaruhnya terhadap kelakuan seorang anak.
5. Guru sanggup memdiberi petunjuk-petunjuk untuk memperbaiki kelakuan anak-anak. Ini harus dilakukan dengan bijaksana, tidakboleh menyinggung hati orang tua.
Pandangan guru dan pendapat orang bau tanah wacana seorang anak adakala berlainan. Kelakuan anak dirumah acap kali jauh tidak sama dengan di sekolah. Ini bila dirumah ia malas, keras kepala, di sekolah ia rajin dan patuh, kelakuannya baik pula atau sebaliknya.[7]
Mengenai pola pembelajaran yang efektif, biasanya guru menyajikan informasi kepada sejumlah siswa dengan memakai metode ceramah, berbicara dengan informal, menulis dipapan tulis, memperagakan, dan memakai materi pandang dengar.
Ketiga pola ini (penyajian di kelas, mencar ilmu mandiri, dan interaksi guru-siswa) yakni kategori yang mengelompokkan sebagian besar metode pengajaran dan pembelajaran. Setiap kegiatan pengajaran, apakah yang ditentukan guru atau yang diperuntukkan bagi anakdidik untuk mencar ilmu mandiri, ada hubungannya dengan salah satu dari ketiga pola ini. Kita tidak sanggup memakai ketiga pola ini dengan sembarangan saat merencanakan kegiatan pengajaran.[8]
Maka itulah guru harus sanggup menjadi tumpuan (suri teladan) bagi penerima didik, lantaran intinya guru yakni representasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan sanggup menjadi teladan, yang sanggup digugu dan ditiru.
Perubahan dalam cara mengajar guru sanggup dilatihkan melalui peningkatan kemampuan mengajar sehingga kebiasaan usang yang kurang efektif sanggup segera terdeteksi dan perlahan-lahan dihilangkan. Untuk itu, maka perlu adanya perubahan kebiasaan dalam cara mengajar guru yang diharapkan akan kuat pada cara mencar ilmu siswa, diantaranya sebagai diberikut.
1. Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru gres (calon guru) yang cepat merasa puas dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi (ceramah) dan terlalu mendominasi kegiatan mencar ilmu penerima didik.
2. Guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemdiberi kegampangan dengan menyediakan banyak sekali akomodasi belajar, pemdiberi menolongan kepada penerima didik yang menerima kesusahan belajar, dan pencipta kondisi yang merangsang dan menantang penerima didik untuk berfikir dan bekerja (melakukan).
3. Mengubah dari sekedar metode ceramah dengan banyak sekali variasi metode yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara mencar ilmu yang gres merasa mencar ilmu dan puas kalau banyak mendengarkan dan mendapatkan informasi (diceramahi) guru, atau gres mencar ilmu kalau ada guru.
4. Guru hendaknya bisa menyiapkan banyak sekali jenis sumber mencar ilmu sehingga penerima didik sanggup mencar ilmu secara berdikari dan bekelompok, percaya diri, terbuka untuk saling memdiberi dan mendapatkan pendapat orang lain, serta membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi.[9]
Melihat pentingnya seni administrasi guru agama yang digunakan dalam pembelajaran, sangat kuat untuk menunjang keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasi mencar ilmu pendidikan agama islam di MI Ma’dinul Ulum Campurdarat ini. Karena dilihat dari latar belakangnya siswa masih dibawah kursi sekolah dasar, yang mana siswa sangat minim pengalaman dan sangat membutuhkan bimbingan guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas dengan memakai seni administrasi yang bervariasi dalam membawakan pelajaran, biar siswa bisa mencerna setiap pelajaran yang dibawakan oleh gurunya tersebut
Tag :
Pendidikan,
Pendidikan Agama Islam
0 Komentar untuk "Strategi Guru Agama Dalam Meningkatkan Prestasi Berguru Pendidikan Agama Islam Siswa Mi Ma’Dinul Ulum (Pai-31)"