Pemikiran Hasan Al-Banna Perihal Urgensi Pendidikan Sopan Santun Dalam Membangun Moral Bangsa (Ai-27)

loading...

Di masa globalisasi sekarang, dunia semakin sempit. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat yang mengakibatkan banyak sekali dampak dalam seluruh bidang kehidupan manusia. Baik dampak yang bernilai kasatmata maupun negatif. Dalam hal ini pendidikan mempunyai peranan dalam membangun bangsa ke depan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan hidup yang merata.
  Dalam menghadapi kemajuan tersebut secepatnya bangsa Indonesia harus meningkatkan kualitas sumber daya insan (SDM) dan tidak perlu menunda-nunda lagi. Karena dengan SDM yang berkarakter bangsa Indonesia akan bisa mengikuti kemajuan tersebut. SDM yang berkarakter yakni berkembangnya insan secara menyeluruh. Manusia yang berkarakter yakni insan yang berkembang optimal baik secara fisik, kognitif, emosi, sosial maupun spiritual.

  Secara tidak sadar bangsa Indonesia mempunyai bibit-bibit unggul yang sanggup dijadikan SDM  berkarakter. Bibit unggul tersebut yaitu anak yang mempunyai kecerdasan lebih tinggi atau bisa disebut dengan anak supernormal.
  Anak supernormal mempunyai keunggulan-keunggulan tidak sama dengan anak normal. Dari segi fisik sedikit lebih unggul baik tinggi, bobot dan kesehatan. Lebih bisa berserius dalam waktu yang relatif lama, bisa mencipta, bisa memahami mulai dari problem material hingga problem abstrak. Karena kelebihan dalam hal kecerdasan, maka cenderung bergaul dengan bawah umur yang lebih bau tanah yang lebih banyak mempunyai keahlian fisik dan pengalaman.[1]
  Keunggulan-keunggulan yang dimiliki anak supernormal penting untuk dikembangkan dan dibimbing. Karena anak yang mempunyai kecerdasan lebih laksana flora yang membutuhkan seseorang yang sanggup membimbing dan memmenolongnya biar berkembang secara alamiah, menghilangkan banyak sekali hambatan yang ada dihadapannya, serta merintis jalan baginya. Merekapun membutuhkan seseorang yang sanggup memahami serta menghargai kelebihannya.
  Apabila anak supernormal tidak disediakan pelayanan pendidikan, tidak dibimbing dan tidak dididik sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya yang khas, sehingga potensi-potensinya kurang sanggup diwujudkan maka disamping sanggup kehilangan bibit-bibit unggul bagi perkembangan negara dan bangsa Indonesia, bawah umur tersebut dirugikan bahkan sanggup menjadi anak bermasalah, dan bisa jadi putus sekolah.[2] Jelas bahwa anak supernormal membutuhkan didikan dan bimbingan secara khusus dan fokus.
  Upaya membimbing dan mendidik anak supernormal supaya menjadi SDM yang berkarakter dan mempunyai masa depan yang cerah akan berhasil apabila didukung oleh orang bau tanah dan masyarakat. Orang bau tanah mempunyai tugas yang sangat penting, lantaran orang tualah yang menemukan beberapa karakteristik anak pada usia yang sangat dini, yaitu dikala beliau membangdingkan dengan anak lain pada usia yang sama, kadang seorang ibu mengetahui talenta putrinya melalui guaka pertanyaan cerdas yang diajukannya. Disamping orang tua, lingkungan masyarakat juga mempunyai tugas yang sangat besar. Karena di lingkungan masyarakatlah mereka berkembang yang sanggup mempengaruhi baik buruknya anak.
  Namun kebanyakan orang bau tanah berkeyakinan bahwa anak yang mempunyai kecerdasan tinggi tidak mengalami kekhawatiran, lantaran mereka bisa mengatasi masalahnya sendiri, orang bau tanah memandang bahwa anak mereka mempunyai segalanya. Padahal anak supernormal tidak mempunyai kemampuan untuk mencapai jalan yang benar tanpa menolongan orang lain, lantaran mereka memerlukan menolongan dalam berkreasi dan menampilkan potensinya. Mereka tidak spesialuntuk memerlukan motivasi, tetapi lebih banyak memerlukan pengertian dan partisipasi serta dukungan. Masyarakatpun tidak terlalu memperhatikan bawah umur cerdas, tidak memdiberi sugesti, dan tidak membangkitkan kemampuan-kemampuan internal untuk mencipta dan berkreasi. Masyarakat memberlakukan mereka sama ibarat yang lain, tidak ada yang beda maupun yang istimewa. Disinilah bawah umur tersebut menemukan lingkungan yang seperti tidak menghargai sebagaimana mestinya dan tidak mengenal kelebihan-kelebihan mereka. Akibatnya membuat mereka lemah atau guncang dan bisa membunuh faktor-faktor kreatifitas dan menghilangkan gejala kecerdasan. Tak obahnya ibarat hibrida yang istimewa tumbuh di tanah yang gersang, tidak dipupuk dan tidak disirami dibiarkan hidup sehidup-hidupnya.
  Bahkan yang lebih parah lagi orang bau tanah kurang mengetahui ihwal keadaan anaknya yang tergolong supernormal sehingga bila anaknya berbuat hal-hal yang tidak masuk akal, orang bau tanah tidak sanggup mengerti. Bisa jadi orang bau tanah spesialuntuk akan marah-marah, menghukum dan selalu menyalahkan. Oleh lantaran itu perlu bagi orang bau tanah untuk memahami dan mengetahui  gejala kecerdasan dan ciri-ciri anak supernormal.
  Mendidik anak ialah tanggung tanggapan yang berat. Nabi SAW sudah sebut dengan sempurna tanggung tanggapan itu yaitu sebagai seorang pemimpin, sebagai seorang pemimpin harus berhati-hati tehadap yang dipimpinnya. Orang bau tanah harus terus menerus mengawasi dan memperhatikan sehingga yakin bahwa bawah umur mereka tidak tersesat dan jatuh.
Seseorang tidak bisa dibiarkan tumbuh dan berkembang begitu saja tanpa ada yang merawat dan membimbing, lantaran anak bisa tumbuh liar tak terkendali. Pendidikan ialah tanggung tanggapan dan kewajiban orang bau tanah lantaran anak sebagai amanah Allah SWT. Oleh lantaran itu orang bau tanah dihentikan menelantarkan kebutuhan-kebutuhan anak yakni kasih akung, perlindungan, pendidikan dan sebagainya. sepertiyang sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadistnya :

  اَكْرِمُوا اَوْلاَ دَكُمْ وَاَحْسِنُوا أَدَبَهُمْ فَاِنَّ اَوْلاَدَكُمْ هَدِيَّةٌ اِلَيْكُمْ (رواه ابن ماجة)           

 “Hormatilah anak-anakmu sekalian dan perhatikanlah pendidikan mereka, lantaran anak-anakmu sekalian yakni karunia Allah kepadamu.”[3]
  Hadist di atas mengandung suatu perintah pada orang bau tanah untuk memperhatikan pendidikan dan mengarahkan bawah umur kepada terbentuknya ahlak mulia sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam.
  Agar terjadi keseimbangan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akherat pada anak supernormal perlu penanaman ahlakul kharimah lantaran dalam muatan SDM yang berkarakter yang paling elementer yakni perilaku hidup ahlakul kharimah secara kondusif. Anak supernormal ialah kekayaan sumber daya insani yang tidak terukur nilainya. Mereka bukan spesialuntuk milik orang tuanya melainkan milik masyarakat dimana mereka tumbuh. Oleh lantaran itu tidakboleh menyia-nyiakan kekayaan yang besar ini. melaluiataubersamaini memenuhi kemauan positif, memuji daya kreasi dan hasil kerja dan mendidik mereka, supaya menjadi cendekiawan umat dan pimpinan masyarakat banyak yang berlandaskan pada aliran agama.
  Dari permasalahan tersebut penyusun ingin mengkaji ihwal bagaimana mendidik anak yang mempunyai keunggulan kecerdasan untuk sanggup membangun kehidupan bangsa dalam pandangan pendidikan Islam.
  Untuk itu dalam skripsi ini, sengaja penyusun mengangkat problem mendidik anak supernormal dalam perspektif pendidikan Islam, penyusun beranggapan bahwa kecerdasan ialah potensi yang akan menghasilkan generasi penerus yang cakap dan berkarakter yang sanggup memahami risalah-Nya, memahami keberadaan-Nya sesuai dengan aliran agama apabila ada perjuangan untuk membimbing dan mendidiknya.


Tag : Agama Islam
0 Komentar untuk "Pemikiran Hasan Al-Banna Perihal Urgensi Pendidikan Sopan Santun Dalam Membangun Moral Bangsa (Ai-27)"

Back To Top