Analisis Imbas Anggaran Biaya Operasional Dan Anggaran Pendapatan Terhadap Kinerja Keuangan Menurut Rasio Return On Asset (Roa) Pada Pt Pln (Persero) Sentra (Ke-40)

loading...
Setiap perusahaan berupaya seoptimal mungkin mencapai tujuan yang sudah mereka rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam kegiatan perusahaan, tiruana cuilan ibarat pemamasukan, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan akan menjadi satu kesatuan kerja yang harus saling mendukung dalam proses pencapai tujuan.
Perusahaan akan merencanakan dan mengendalikan hal-hal apa saja yang dianggap penting dalam proses pencapai tujuan. Salah satu elemen penting perencanaan dan pengendalian perusahaan ialah anggaran. Anggaran oleh banyak perusahaan diyakini sanggup meningkatkan kinerja perusahaan. Anggaran ialah suatu planning terperinci untuk di masa yang akan hadir dan ditetapkan dalam ukuran kuantitatif. Kegiatan bidang ini sangat akrab hubunganya, baik dalam tahap penyusunan sampai tahap pelaksanaan dan realisasi anggaran.
Anggaran ialah planning tertulis terkena kegiatan suatu organisasi yang ditetapkan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya ditetapkan dalam satuan uang, tetapi sanggup juga ditetapkan dalam satuan barang. 
Secara garis besar anggaran ialah alat administrasi untuk mencapai tujuan. Sehingga dalam proses penyusunan diperlukan data dan informasi, baik yang bersifat terkendali maupun yang bersifat tak terkendali untuk dijadikan materi taksiran. Hal ini disebabkan lantaran data dan informasi tersebut akan besar lengan berkuasa terhadap keakuratan taksiran dalam proses perencanaan anggaran.

Apabila perencanaan anggaran tidak tercapai, secara teoritis sanggup dikatakan bahwa kinerja (keuangan) perusahaan akan berpengaruh. Hal tersebut disebabkan lantaran pendapatan, beban, persediaan, kas, modal ataupun asset lainnya tidak sama dari perencanaan yang diformulasikan melalui rancangan anggaran. 
PT PLN (Persero) yang ialah perusahaan milik negara yang bergerak dibidang kelistrikan juga mempunyai sasaran dalam proses operasionalnya, baik sektor, cabang, wilayah serta anak perusahaan PT PLN sendiri.
Realisasi anggaran pada Tahun 2010 Rp. 102.973,53 Milyar mengakibatkan selisih antara yang dianggarkan dan realisasi cukup besar dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. Kondisi ini diperburuk oleh tingginya harga minyak dunia yang ialah salah satu materi penyuplai materi bakar pembangkit listrik selain dari watu bara dan gas.  Hal tersebut berdampak pada realisasi anggaran biaya operasional PT PLN Pusat pada periode yang sama.
Kondisi pencapaian sasaran beberapa tahun mengidentifikasikan bahwa perusahaan mengalami kendala dalam proses pengaktualisasian rancangan anggaran yang sudah disusun oleh perusahaan. Namun, melihat kondisi di mana anggaran yang sudah dibentuk tidak terlaksana secara penuh, akan tetapi kinerja keuangan perusahaan tidak mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan melihat rasio keuangan perusahaan yang masih tergolong stabil. Dari data yang diperoleh bahwa rasio profitabilitas, khususnya rasio pengembalian atas asetnya pada Tahun 2007 sebesar 0,9%, Tahun 2008 sebesar 1,2%, Tahun 2009 sebesar 3,1% dan Tahun 2010 sebesar 2,7%. Namun, secara teori dijelaskan bahwa elemen yang besar lengan berkuasa terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan ialah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan dalam acara operasional perusahaan.
Berdasarkan latar belakang problem di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “ Analisis Pengaruh Anggaran Biaya Operasional dan Anggaran Pendapatan Terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Return On Asset (ROA)  Pada PT PLN (Persero) Pusat.”

0 Komentar untuk "Analisis Imbas Anggaran Biaya Operasional Dan Anggaran Pendapatan Terhadap Kinerja Keuangan Menurut Rasio Return On Asset (Roa) Pada Pt Pln (Persero) Sentra (Ke-40)"

Back To Top