Konsep Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga (Ai-26)

loading...
Islam lahir membawa dogma ketauhidan, melepaskan insan kepada ikatan-ikatan kepada berhala-berhala, serta benda-benda lain yang posisinya spesialuntuklah sebagai makhluk Allah SWT. Ketauhidan yang membawa insan kepada kebebasansejati terhadap apapun yang ada, menuju kepada ketundukan kepada Allah SWT. Penanaman tauhid ini dilakukan selama 13 tahun oleh Rasulullah SAW, waktu yang cukup panjang, namun spesialuntuk 40 orang saja yang bisa melepaskan budaya nenek moyangnya, berani mengingkari leluhur mereka, dan menuju jalan yang terang “tauhid Islamiyah”. Semua utusan Allah membawa pesan yang sama yakni tauhid bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.

Saat ini, di kala modern ini, kita bersyukur sebagian besar penduduk bangsa ini sudah menganut Islam sebagai agamanya, melepaskan etika budaya yang berusaha dihapus dan dihilangkan oleh para pembawa Islam bila budaya tersebut berperihalan dengan prinsip ketauhidan berdasarkan Al Alquran dan Al Hadits. Keyakinan terhadap budaya animisme dan dinamisme, kepercayaan akan kekuatan kerikil besar, pohon besar, kuburan seorang tokoh masyarakat, tiruana itu tidak sanggup menhadirkan kebaikan dan moderat, spesialuntuk Allah-lah yang bisa menhadirkan kebaikan dan keburukan. Kedua jenis kepercayaan tersebut ketika ini sudah mulai terkikis.

Budaya tersebut sekarang mulai hilang sebenarnya, namun masyarakat mulai disuguhi informasi-informasi yang kembali membawa budaya animisme-dinamisme, informasi-informasi yang seharusnya diluruskan kembali semoga sesuai dengan pemikiran Islam. Media cetak misalnya banyak mencekoki masyarakat dengan cerita-cerita yang “berperihalan” dengan ketauhidan, menyerupai majalah Mistis, tabloid Posmo, koran Merapi, majalah Liberty.Ditambah lagi tayangan-tayangan televisi dan layar lebar, meskipun diniatkan spesialuntuk sebagai hiburan, tapi tidak sedikit yang menjadi takut akan petang, pohon yang dikatakan angker, harus diruwat, didiberi sesaji, serta tidak sedikit yang lebih percaya kepada dukun atau paranormal ketimbang keyakinannya akan kekuatan dan kekuasaan Allah SWT. Meskipun tidak tiruana tayangan dan pemdiberitaan tersebut negatif.
sepertiyang alasan yang dikemukakan oleh bangsa Arab ketika itu, bantu-membantu mereka masih mengakui dan meyakini spesialuntuk ada satu Tuhan yang membuat dan memelihara alam ini, akan tetapi mereka berdalih bahwa dewa, berhala yang mereka sembah spesialuntuklah sebagai jalan untuk memberikan doa dan impian mereka kepada Allah, Tuhan Yang Maha Tinggi.Akankah kita kembali memakai alasan kaum Arab Jahiliyah?.

Sebagai contoh, Film layar lebar berjudul Jelangkung mencoba mengangkat tema horor yang banyak terjadi di masyarakat. Sineas muda Rizal Mantovani yang menggarap film itu , menyajikan sisi lain. Oleh Rizal, penggarapannya di sajikan pada sisi lain;pencahayaan yang dipadukan dengan setting alam, serta derma imbas komputer lumayan, sehingga tercipta suasana mencekam, penuh kejutan-kejutan yang susah ditebak.Hasilnya, meski banyak penonton yang takut, tetap saja membludak.
Sebenarnya terasa tidak berlebihan, bila kita menyebut Jelangkung yaitu pertama dari fenomena gres tayangan-tayangan misteri ketika ini. Bahkan banyak perusahaan film di Tanah Air cenderung berlomba-lomba menggarap tayangan-tayangan bertema misteri atau horor. Sebut saja film Kafir (Satanic) yang dibutuhkan mengikuti kesuksesan Jelangkung, atau Titik Hitam yang mencoba menyiasati sisi lain sebuah tema misteri kegaiban.

Barangkali, munculnya tayangan film menyerupai itu gres mengikuti tren yang berkembang di masyarakat. Animo luar biasa terhadap tontonan yang berbau mistis ketika ini lebih terasa bila dibandingkan tiga atau empat tahun lalu.
“Di antara bermacam-macam faktor yang menjadi*penunjang tumbuh-rindangnya sikap gaib dan klenik di tengah bangsa Indonesia, tak pelak dipicu oleh sejumlah media massa, baik media cetak, lebih-lebih medium televisi. Medium yang terakhir ini (televisi), lantaran bersifat audio-visual, mempunyai daya cengkeram efek yang amat dahsyat….”

Tayangan-tayangan yang mengangkat hal-hal diluar jangkauan indrawi merebak di tiruana stasiun televisi, dari yang pakai trik kamera hingga yang minus rekayasa.Rasa ketakutan tapi disukai penonton dan sesuai rumus dagang, iklanpun berhadiran. Namun, orang bau tanah yang jadi korban. Munculnya fenomena tayangan mistis di layar kaca, berdasarkan pengamat televisi Garin Nugroho, tak lain lantaran ketatnya persaingan di antara TV-TV swasta untuk mendapatkan pesanan iklan. “Sebelas stasiun televisi yang bersifat nasional itu cukup berat bersaing untuk mendapatkan makanan ringan manis yang tetap kecil.” katanya. Merebaknya jadwal sejenis ini, tak bisa dipungkiri, dipertamai oleh jadwal “Kismis” dari stasiun RCTI semenjak tahun 2001.

Pertanyaannya, apakah tayangan-tayangan menyerupai ini layak disajikan kepada penonton di tengah hiruk-pikuk kemoderenan teknologi? Barangkali, fenomena itu spesialuntuk sebuah alternatif di tengah-tengah kejenuhan tayangan soal politik, atau lantaran tak kunjung redanya krisis multidimensional yang tengah melanda negeri ini? Bisa saja itu sebagai Jawaban. Tetapi siapa tahu, justru tontonan semacam itu memang sudah ditunggu kehadirannya.Atau, tidakboleh-tidakboleh malah sebuah “proses pembodohan” yang menggiring kembali ke pola pikir masa kemudian (back to traditional), sehingga lupa bahwa kita sedang memasuki dunia pasar bebas di kala globalisasi!.

Penceramah Lutfiah Sungkar menyampaikan bahwa tayangan misteri sanggup merusak etika dan sangat tidak mendidik. “Itu jadi menyesatkan umat,” ujar Lutfiah. Itulah sebabnya, abang kandung bintang film Mark Sungkar ini menghimbau kepada sejumlah pihak ikut peduli, menyerupai Departemen Agama untuk memperhatikan duduk kasus ini. “Tolong diseleksi betul-betul,” kata Lutfiah.

Tayangan supranatural itu tentu mengancam benteng aqidah seseorang. Keyakinan akan kehebatan, kesaktian dukun atau menganggap bahwa sebuah rumah itu ada sang penunggunya, sehingga perlu didiberikan sesaji semoga terhindar dari gangguannya, sesungguhnya ialah perbuatan kufur. Tanpa harus mempercayai pun sesungguhnya insan sudah didiberikan kesempurnaan yang lebih layak ketimbang setan tersebut. Hanya saja, antisipasi semoga terhindar dari ancaman syirik tentu harus semakin diperkokoh dengan menghindari tontonan yang justru akan merusak aqidah Islam seseorang tentu bagi yang masih ringkih ketauhidannya. Meskipun tidak seluruh tayangan mistis berdampak negatif.

Masalah-masalah gaib sekarang menjadi topik dalam beberapa tayangan tayangan televisi, jin, setan hantu, pohon menakutkan dan pesugihan, meskipun tayangan tersebut mempersembahkan informasi bagi para penontonnya, namun hal ini membuat penulis tertarik ingin mengangkat duduk kasus ketauhidan, duduk kasus klasik namun harus tetap dan wajib bagi seorang muslim.

Dalam masa-masa dan keadaan krisis, insan sangat membutuhkan pertolongan. Oleh lantaran itu, mereka menhadiri siapa saja yang mereka anggap bisa menolong mereka seperti, orang-orang suci, para nabi, imam, para syuhada, bahkan meminta pertolongan pada malaikat dan peri. melaluiataubersamaini berbaiat dan bersumpah kepada para penolong itu, mereka memohon pertolongan yang mereka harap, dengan memohon semoga yang mereka hadiri itu bisa memenuhi keinginan mereka. Kadang ada juga memberikan sesuatu persembahan yang istimewa kepada para penolong itu, sehingga (menurut pikiran mereka) akan lebih memperbesar kemungkinan akan terkabulnya tiruana keinginan mereka.
Dari paparan di atas, terang terlihat bahwa sebagian umat Islam masih ada yang melaksanakan cara-cara yang dilakukan oleh orang non muslim dalam memperlakukan dewa-dewi mereka, kepada paranabi, orang-orang suci, imam, syuhada, malaikat dan roh halus. Namun, meski mereka melaksanakan dosa-dosa menyerupai di atas, mereka tetap mengaku masih sebagai orang Islam yang mereka merasa perbuatan itu tidak mengurangi kualitas keislamanya

Sungguh benar firman Allah :
وما يؤمن اكثرهم بالله الا وهم مشركون (سورة يوسف : 106)
Artinya : Dan sebahagian besar dari mereka tidak diberiman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).
Lebih jauh lagi kita diperingatkan, bahwa siapapun yang berdoa kepada seseorang sebagai perantaranya, juga tergolong musyrik sebagaimana firman Allah :
الا لله الدين الخالص والذين اتخذوا من دونه اولياء ما نعبدهم الا ليقربونا الى
الله زلفى ان الله يحكم بينهم في ماهم فيه يختلفون ان الله لايهدي من هو كاذب كفار
)الزمر : 3)
Artinya :Ingatlah, spesialuntuk kepunyaan Allah-lah agama yang membersihkan (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata) : “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka ihwal apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

Kepribadian muslim dibuat semenjak dini, orang bau tanah sebagai seorang muslim haruslah mempunyai keyakinan dogma tauhid yang berkarakter. Namun alangkah baiknya bila orang bau tanah juga mengerti materi-materi ketauhidan, sehingga orang bau tanah sanggup membekali anak-anaknya dengan keilmuan yang didukung dengan ketauladanan tauhid sehingga terbentuk kepribadian seorang muslim sejati.

Semakin kurang tauhid seorang muslim, semakin rendah pula kadar akhlak, tabiat kepribadian, serta kesiapannya mendapatkan konsep Islam sebagai pedoman dan pegangan hidunya. Sebaliknya, bila dogma tauhid seseorang sudah kokoh dan mapan (established), maka terlihat terang dalam setiap amaliahnya. Setiap konsep yang berasal dari Islam, niscaya akan diterima secara utuh dan dengan lapang dada, tanpa rasa keberatan dan terkesan mencari-cari alasan spesialuntuk untuk menolak.INI sikap yang dilahirkan dari seorang muslim sejati.

Islam atau Al Alquran menghendaki semoga pengabdian, pemujaan, atau ketaatan spesialuntuk tertuju kepada Tuhan, dan bila berdoa taua berharap kepada-Nya, haruslah bersifat eksklusif tanpa mediator menyerupai yang dilakukan kaum musyrikin.
قل هو الله احد {1} الله الصمد {2} لم يلد ولم يولد {3} ولم يكن له كفوا احد {4} (سورة الاخلاص : 1-4)
Artinya : Katakanlah : “Dialah Allah , Yang Maha Esa, Allah yaitu tuhan Yang bergantung kepadanya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.

Pemurnian tauhid menolak segala bentuk kemusyrikan bahwa tidak ada satukekuatanpun yang menyamai Allah SWT. Tetapi akungnya bahwa dogma itu sudah dicampuri”-secara keseluruhan-oleh pemikiran-pemikiran yang diada-adakan oleh manusia, bahkan ada yang dinodai oleh sekumpulan pendapat yang tidak mencerminkan keyakinan yang hak. Oleh lantaran itu, kemudian tidak sanggup mendalam hingga ke dasar jiwa dan tidak pula sanggup mengarahkan ke jurusan yang bermanfaa dalam kehidupan ini, juga tidak sanggup memdiberi pertolongan untuk dijadikan pendorong guna menempuh jalan yang suci yang mencerminkan kemurnian peri kemanusiaan serta keluruhan ruhaniah.
يأيها الذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نارا ... (سورة التحريم : 6)
Artinya : “Hai orang-orang yang diberiman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka “.

Lembaga pendidikan ialah salah satu institusi impian masyarakat, begitu pula keluarga. Keluarga ialah pencetak dan pembentuk generasi-generasi bangsa dan agama. Generasi yang mempunyai otak yang handal dan moral atau etika yang berkarakter. Secara ideal, pendidikan Islam berupaya untuk menyebarkan tiruana aspek kehidupan insan dalam menacapai kesempurnaan hidup, baik yang bekerjasama dengan manusia, terlebih lagi dengan sang Pencipta.

Keluarga yaitu lingkungan pertama bagi pembentukan ketauhidan anak. Orangtua yaitu unsur utama bagi tegaknya tauhid dalam keluarga, sehingga setiap orang wajib mempunyai tauhid yang baik, sehingga sanggup membekali anak-anaknya dengan ketauhidan dan materi-materi yang mendukungnya, disamping anak sanggup melihat orang tuanya sebagai tauladan yang mempersembahkan pengetahuan sekaligus pengalaman, dan pengarahan
Jika tes-tes dan bimbingan agama terhadap anak dilalaikan orang bau tanah atau dilakukan dengan kaku dan tidak sesuai, maka setelah sampaumur ia akan cenderung kepada atheis bahkan kurang perduli dan kurang membutuhkan agama, lantaran ia tidak sanggup mencicipi apa fungsi agama dalam hidupnya. Namun sebaliknya bila pendidikan ihwal Tuhan diperkenalkan semenjak kecil, maka setelah sampaumur akan semakin dirasakan kebutuhannya terhadap agama.

Anak yaitu amanat Allah kepada para orang tua. Amanat yaitu sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang yang pada jadinya akan dimintai pertanggungjawabanan. Firman Allah :

يأيها الذ ين امنوا لاتخونواالله والرسول وتخونوا امنتكم وانتم تعلمون
(سورة الانفال : 27)
Artinya : Hai orang-orang yang diberiman, tidakbolehlah engkau mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) tidakbolehlah engkau mengkhianati manat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang engkau mengetahui.

Anak ialah salah satu potongan dalam keluarga, sehingga secara kodrati tanggung tanggapan pendidikan tauhid berada di tangan orang tua. Kecenderungan anak kepada orang bau tanah sangat tinggi, Apa yang ia lihat, dengar dari orang tuanya akan menjadi informasi mencar ilmu baginya.

Sehingga spesialuntuk dengan keluarga-keluarga yang memegang prinsip dogma ketauhidan, sanggup melahirkan generasi-generasi berkepribadian Islam sejati, yang mengakibatkan Allah SWT sebagai pertama dan tujuan tamat segala acara lahir dan batin kehidupannya.


Tag : Agama Islam
0 Komentar untuk "Konsep Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga (Ai-26)"

Back To Top