Konsep Pendidikan Adat Anak Dalam Perspektif Al-Ghazali (Pai-46)

Monday, January 28, 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan, insan tidak akan lepas dari acara pendidikan, baik pendidikan dalam bentuk fisik maupun pendidikan dalam bentuk psikis. Pendidikan ialah faktor yang sangat penting dalam memperbaiki kehidupan sosial guna menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup masyarakat. Manusia sebagai masyarakat masyarakat dengan aneka macam lapisannya, berhak mendapat pendidikan yang layak, sehingga dalam hidup dan kehidupannya memiliki tendensi kearah kemajuan dan perkembangan yang positif, kearah yang lebih baik dari sebelumnya

Pendidikan yaitu sebuah sistem sosial yang menetapkan imbas adanya efektif dari keluarga dan sekolah dalam membentuk generasi muda dari aspek jasmani, logika dan akhlak. Sehingga dengan pendidikan tersebut seseorang bisa hidup dengan baik dalam lingkungannya. Oleh alasannya itu pendidikan ialah proses yang menyeluruh untuk membuat seseorang bisa mengikuti keadaan dengan budaya lingkungannya.

Pendidikan ialah sebuah proses untuk membentuk pribadi yang bertanggung jawaban, diberintelektual tinggi dan berakhlak mulia. melaluiataubersamaini demikian ada beberapa aspek yang perlu ditekankan diantaranya yaitu aspek intelektual dan aspek tingkah laris alasannya diharapkan setelah proses pendidikan akan terbentuk insan yang diberintelektual tinggi serta berbudi pekerti luhur.

Pendidikan etika dalam Islam yaitu pendidikan yang mengakui bahwa dalam kehidupan insan menghadapi hal baik dan hal buruk, kebenaran dan kebatilan, keadilan dan kezaliman, serta perdamaian dan peperangan. Untuk menghadapi hal-hal yang serba kontra tersebut, Islam sudah menetapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang membuat insan bisa hidup di dunia. melaluiataubersamaini demikian, insan bisa mewujudkan kebaikan di dunia dan akhirat, serta bisa diberinteraksi dengan orang-orang yang baik dan jahat.

Akhlak berdasarkan Al-Ghazali yaitu Al-Khuluq (jamaknya Al-Akhlaq) ialah mirip (sifat atau keadaan) dari sikap yang konstan (tetap) daripadanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan masuk akal dan gampang, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan. Akhlak yang sesuai dengan logika pikiran dan syariat dinamakan etika mulia dan baik, sebaliknya etika yang tidak sesuai (berperihalan) dengan logika pikiran dan syariat dinamakan etika sesat dan buruk, spesialuntuk menyesatkan insan belaka.

Pada hakikatnya Akhlak berdasarkan Al-Ghazali itu harus mencakup beberapa aspek dua syarat diantaranya yang pertama bahwa perbuatan itu harus konstan, yaitu dilakukan berulang kali kontinu dalam bentuk yang sama, sehingga sanggup menjadi kebiasaan (habit forming). Sedangkan syarat yang kedua yaitu bahwa perbuatan yang konstan itu harus tumbuh dengan praktis sebagai wujud refleksi dari jiwanya tanpa pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan alasannya adanya tekanan-tekanan, paksaan-paksaan dari orang lain atau pengaruh-pengaruh dan bujukan-bujukan yang indah dan sebagainya

Tujuan utama pendidikan Akhlak dalam Islam yaitu supaya insan barada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang sudah digariskan oleh Allah swt. Akhlak mulia ialah tujuan pokok dalam pendidikan Akhlak Islam. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jikalau perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Sehingga hal inilah yang akan mengantarkan insan kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat

Sedangkan berdasarkan Al-Ghazali, tujuan utama pendidikan yaitu pembentukan akhlak. Beliau menyampaikan bahwa tujuan anakdidik dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan pada masa kini yaitu kesempurnaan dan keutamaan jiwanya. Pendapat Al-Ghazali itu mirip yang dikutip oleh Zainuddin yang menyatakan bahwa pendidikan kecerdikan pekerti yaitu jiwa dari pendidikan Islam (pendidikan yang dikembangkan oleh kaum muslimin), dan Islam sudah menyimpulkan bahwa pendidikan kecerdikan pekerti dan etika yaitu jiwa pendidikan Islam. Mencapai suatu etika yang tepat yaitu tujuan yang sebenarnaya dari pendidikan.^{^[1]}

Oleh alasannya itu, tujuan utama dalam pendidikan Islam yaitu pencapaian etika yang mulia sehingga tercipta kehidupan insan yang harmonis, saling tolong menolong, berlaku adil dan kekerabatan yang seimbang dalam kehidupan bermasyarakat. Karen itu pula, penanaman etika kepada belum dewasa dan generasi muslim sangat penting pada usia dini atau belum dewasa supaya kelak dikala dewasa mereka bisa menjadi generasi penerus yang berakhlak karimah.^{^[2]}

Namun dalam kenyataannya yang seringkali terjadi yaitu sikap yang amoral dan tidak mencerminkan nilai-nilai etika yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan ada juga sikap amoral yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang lahir dari forum pendidikan yang notabene yaitu insan yang terdidik.

Dari latar belakang diatas, maka kiranya sangat diharapkan untuk mengkaji wacana pendidikan etika berdasarkan pandangan Al Ghazali. Oleh alasannya itu, penulis mengambil judul “Konsep Pendidikan Akhlak Anak Dalam Perspektif Al Ghazali”.