Strategi Pengembangan Dan Analisis Pendapatan Agroindustri Gula Semut (Prt-86)

loading...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang
Dewasa ini pembangunan di Indonesia semakin berkembang, hal ini sanggup di lihat dari penerapan teknologi yang semakin maju, dan berkembangnya sektor  industri baik di sentra maupun di tempat semakin pesat, serta pengembangan di sektor lain juga mengalami peningkatan. Hal ini terjadi pula pada sektor pertanian dimana dengan adanya teknologi maka penanganan pasca pguan yang doloe menjadi dilema sekarang mulai bisa diatasi. 

                Industrialisasi pedesaan ialah suatu proses yang dicirikan dengan penerapan alat-alat mekanis dalam sektor pertanian dan semakin berkembangnya industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Dampak dari industrialisasi tersebut sanggup diwujudkan melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani produsen dengan industri pengolahan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi pedesaan.

                Agroindustri ialah perpaduan antara dua hal yakni pertanian dan industri. Keterkaitan antara kedua hal inilah yang kemudian  menjadi sistem pertanian dengan basis industri. Konsep pengembangan agroindustri yang berkelanjutan muncul bersamaan dengan adanya perusahaan agroindustri yang gres didirikan tetapi tidak sanggup berumur panjang. Banyak teladan yang menawarkan adanya perusahaan agroindustri yang mulanya berkembang pesat, namun alhasil tutup lantaran aneka macam alasan apakah disebabkan lantaran kesalahan manajemen, belum sempurnanya materi baku atau kurangnya konsumen yang membeli produk agroindustri tersebut. Perusahaan agroindustri yang tutup tersebut tidak mengenal skala perjuangan apakah itu perusahaan skala besar, menengah atau skala kecil, juga perusahaan agroindustri yang tutup tersebut tidak mengenal apakah agroindustri yang berbahan baku produk pertanian atau lainnya.      
   
                  Berikut ini yaitu data terkena perkembangan Ekspor Produk Agroindustri Pangan Tahun  1999 - 2001
Tabel 1.  Perkembangan Ekspor Produk Agroindustri Pangan Tahun 1999 - 2001
Uraian Barang
1999*
2000*
2001*
Coklat olahan
120,5
127
106,3
Kerupuk udang
2,4
5,8
6,9
Buah /sayur olahan
113
219,6
187,7
Minuman olahan
14,9
20,8
24,5
Ikan olahan
219,7
199,5
219,1
Kopi olahan
2,1
0,9
0,4
Teh olahan
4,8
5,1
3,9
Gula pasir dan gula lainnya
0,9
4,4
3,5
Makanan olahan lainnya
126,9
221,3
226,9
Total Ekspor
605,2
804,4
779,2
*: Dalam Juta Dollar  (www. warintek.progressio.or.id, 2005).
                  Dari data di atas sanggup diketahui bahwa perkembangan ekspor produk agroindustri pangan  pada tahun 1999 – 2001 mengalami peningkatan pada tahun 2000 dan kembali menurun pada tahun 1999. Penurunan ekspor yang paling menonjol yaitu pada produk gula pasir dan gula lainnya. Salah satunya yaitu gula tiruant. Penurunan yang terjadi disebabkan lantaran agroindustri pengolahannya tidak bisa menghadapi dinamika perubahn lingkungan yang terjadi, sehingga dengan berhentinya agroindustri pengolahan gula tersebut maka secara tidak pribadi besar lengan berkuasa pada jumlah ekspor. Sampai dengan tahun 2001 agroindustri hasil pertanian olahan tetap survive menghadapi krisis ekonomi.  Peranan agroindustri hasil pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi nasional khususnya terhadap sektor industri sanggup ditunjukkan dari perkembangan sebagai diberikut: ekspor produk-produk hasil industri hasil pertanian, cenderung mengalami peningkatan dari US$ 755 juta pada tahun 1999 menjadi US$ 955 juta pada tahun 2001, atau meningkat rata-rata 22,5 % per tahun.

melaluiataubersamaini demikian agroindustri hasil pertanian memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang pemabangunan, tetapi pada kenyataannya dilapangan keadaan pengolahan hasil pertanian yang ada masih sangat jauh dari harapan. 
                  Salah satu agroindustri skala kecil yang keberadaannya cukup dikenal masyrakat yaitu agroindustri gula merah yang berbahan baku tebu. Sebagai agroindustri yang keberadaannya sudah menerima tempat di masyarakat, pengusahaan gula merah ialah alternatif pendayagunaan tebu, berarti ada upaya diversifikasi perjuangan yang sanggup menghasilkan bentuk produk bernilai ekonomi tinggi bagi petani tebu (Baladina, 2005). 

                  Gula merah ada beberapa macam, yaitu gula mangkok dan gula tiruant. Gula tiruant yaitu gula merah yang berbentuk serbuk atau tepung, yang biasanya memakai materi dasar nira dari pohon kelapa dan tebu. Gula tiruant belum dikenal luas oleh masyarakat, lantaran harganya relatif mahal dan ketersediaannya di pasar tidak selalu ada. Tetapi gula tiruant ini  mempunyai banyak kelebihan dari gula merah yang sudah lebih lampau dikenal oleh masyarakat, diantaranya:

(i)                   Dapat disimpan dalam waktu kurang lebih  dua tahun  tanpa mengalami perubahan sehabis dikeringkan dan dibungkus rapat
(ii)           cepatdangampang larut dan bentuknya menarikdanunik
(iii)          Nilai ekonomisnya tinggi
(iv)         Memiliki aroma khas
(v)           Bentuknya kering dan tidak lembek
Gula tiruant mengandung:
(i)             Glukosa
(ii)             Sukrosa
(i)             Mineral K, Mg, P dan Fe                                    (www.pdii.lipi.go.id, 2005).
                  Agroindustri gula tiruant dari tebu ketika ini sudah banyak dikembangkan. Tingkat konsumsi tebu sebagian diproses menjadi gula pasir sebagiannya lagi diproses menjadi produk lain, contohnya gula tiruant dari tebu sebagai materi baku kecap, sebagai materi untuk membuat minuman, juga sebagai bumbu kuliner (dalam jumlah relatif kecil) dan lain sebagainya. 

                  Kabupaten Tulunggung ialah salah satu tempat penghasil gula tiruant di Jawa Timur, sebagian masyarakatnya sudah mengusahakan perjuangan ini lebih dari  20 tahun dan bersifat turun-temurun, Desa Serut salah satunya. Namun keberadaan agroindustri ini ternyata belum bisa menjalankan kiprahnya secara terbaik. Produsen harus menghabiskan waktu yang cukup usang untuk membuatkan usaspesialuntuk ini, bahkan ada dari mereka yang tidak bertahan dalam perjuangan ini. Faktor yang mengakibatkan antara lain materi baku yang bersifat musiman sehingga ketersediaannya tidak bisa terus terpenuhi sepanjang tahun, modal yang terbatas, pasar yang tidak menentu, teknologi  belum modern. Faktor-faktor tersebut secara pribadi maupun tidak pribadi akan besar lengan berkuasa pada kualitas, kuantitas maupun kontinyuitas produksi gula tiruant yang dihasilkan masih rendah sehingga laba yang diperoleh produsen gula tiruant tidak bisa terbaik. Akan tetapi produsen yang bisa memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dan mempunyai seni administrasi dalam mengusahakan agroindustri gula tiruant akan bisa bertahan  bahkan sanggup meningkatkan pendapatan dan skala usaha.  

                  Melihat kenyataan yang ada maka perlu diadakan penelitian terkena analisis seni administrasi pengembangan dan analisis pendapatan agroindustri gula tiruant untuk mengetahui laba yang didapatkan dari perjuangan ini dan juga sejauh mana agroindustri ini bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi sebagai upaya untuk tetap menjaga profitabilitas, pertumbuhan dan kelangsungan usaha  serta peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya produsen gula tiruant dan peningkatan perekonomian masyarakat desa melalui pemilihan seni administrasi pengembangan perjuangan yang tepat.

Dewasa ini pembangunan di Indonesia semakin berkembang Strategi Pengembangan Dan Analisis Pendapatan Agroindustri Gula Semut (PRT-86)

Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Strategi Pengembangan Dan Analisis Pendapatan Agroindustri Gula Semut (Prt-86)"

Back To Top