loading...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional selama ini tetap bertumpu pada Trilogi pembangunan, yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Untuk itu Bank Indonesia sebagai otoritas moneter berperan aktif dalam mendukung terciptanya iklim berusaha yang aman terhadap peningkatan investasi, melalui pengendalian laju inflasi, nilai tukar rupiah yang realistis, kondisi neraca pembayaran yang mantap serta berupaya mempengaruhi perkembangan suku bunga dalam batas-batas yang masuk akal biar mendorong kegiatan investasi yang efisien.
Dalam suatu pembangunan sudah niscaya diharapkan terjadinya pertumbuhan. Untuk mencapai samasukan tersebut, dibutuhkan masukana dan pramasukana, terutama proteksi dana yang memadai. Disinilah perbankan memiliki tugas yang cukup penting alasannya yaitu sesuai dengan fungsinya perbankan Indonesia yaitu penghimpun dan penyalur dana dalam masyarakat sedangkan tujuannya yaitu untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Dalam sistem perekonomian kini ini, perbankan memang bukan ialah satu-satunya sumber permodalan utama bagi investasi nasional. Tetapi bagi Indonesia, perbankan ialah sumber permodalan utama dan peranan itu masih relatif besar dan diandalkan dibandingkan dengan pasar modal dan sumber-sumber permodalan lainnya. Bagi bank umum, kredit ialah sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian dana operasional bank diputarkan dalam kredit, maka kredit akan memiliki suatu kedudukan yang istimewa. Dan sanggup dianggap “Kredit” sebagai salah satu sumber dana yang penting dari setiap jenis kegiatan perjuangan dan sanggup diibaratkan sebagai darah bagi makhluk hidup. ( Siswanto Sutojo, 1995, 15 )
Pada dasarnya kredit spesialuntuk satu macam saja jikalau dilihat dari pengertian yang terkandung didalamnya. Akan tetapi untuk memperbedakannya kredit berdasarkan faktor-faktor dan unsur-unsur yang ada dalam pengertian kredit, maka diadakanlah pembedaan-pembedaan kredit yang sanggup kita bagi berdasarkan: jenis penerapan, keperluan kredit, jangka waktu kredit, cara pemakaian, dan jaminan. Dalam hal ini kredit investasi yang sebagai bahasan, kredit ini termasuk kredit berdasarkan jenis penerapan. Selain kredit investasi yang termasuk kredit berdasarkan jenis penerapan yaitu kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Kredit investasi didiberikan oleh bank dengan tujuan memmenolong para investor untuk mendanai pembangunan proyek gres atau ekspansi proyek yang sudah ada. Sedangkan kredit modal kerja didiberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Sementara itu kredit konsumsi dipergunakan untuk membiayai operasi bisnis, debitur perorangan menarikdanunik kredit untuk membiyai kebutuhan barang dan jasa konsumtif. Berdasarkan klarifikasi di atas, kredit investasi ialah sebagian dari seluruh sumber dana pembangunan dan pengoperasian proyek, dengan kata lain kredit investasi yaitu salah satu jenis kredit yang memegang peranan penting dalam perekonomian kita. Itulah salah satu alasan kenapa kredit investasi patut dijadikan proyek penelitian.
TABEL 1.1
Perkembangan Kredit Investasi Pada Bank Umum
Propinsi DIY Tahun 1990-2004
(juta rupiah)
Tahun | Kredit investasi | Perkembangan kredit investasi |
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 | 153.793 169.636 199.661 231.107 261.228 235.820 327.432 460.442 493.387 220.576 205.734 324.750 434.995 656.046 714.718 | - 15.843 30.025 31.446 30.121 -25.408 91.612 133.010 32.945 -272.811 -14.842 119.016 110.245 221.051 58.672 |
Sumber : Bank Indonesia , Yogyakarta
Pada tabel 1.1 sanggup dilihat bahwa perkembangan kredit investasi pada bank umum di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1990 hingga tahun 2004 terus mengalami peningkatan namun sempat mengalami penurunan pada tahun 1995, 1999 dan 2000. Perkembangan kredit investasi tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 221.051 juta rupiah, sebelumnya juga terjadi kenaikan yang cukup tinggi pada tahun 1997, yaitu sebesar 133.010 juta rupiah. Penurunan perkembangan kredit investasi pada bank umum di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang paling besar terjadi pada tahun 1999 yang mencapai sebesar 272.811 juta rupiah, tanggapan dari krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia.
Perkembangan terhadap kredit investasi pada bank umum di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ialah perkembangan kredit investasi dari 5 kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kodya Yogyakarta. Sumbangan terbesar terhadap kredit investasi pada bank umum di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta disumbangkan oleh Kodya Yogyakarta yang kemudian diikuti oleh Kabupaten Sleman.
TABEL 1.2
Perkembangan Kredit Investasi Pada Bank Umum
Di Kabupaten Sleman Tahun 1990-2004
(juta rupiah)
Tahun | Kredit investasi | Perkembangan kredit investasi |
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 | 50.053 79.270 94.100 65.749 70.797 71.382 80.193 127.597 86.889 29.363 45.965 150.540 142.125 176.708 224.511 | - 29.217 14.830 -28.351 5.048 585 8.811 47.404 -40.708 -57.526 16.602 104.575 -8.415 34.583 47.803 |
Sumber : Bank Indonesia , Yogyakarta
Dapat dilihat pada tabel 1.2 perkembangan kredit investasi pada bank umum di Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan namum sempat mengalami penurunan pada tahun 1993, 1998, 1999 dan 2004, akan tetapi penurunan cukup besar terjadi pada tahun 1998 hingga 1999 tanggapan efek krisis moneter. Bagi bank umum jikalau sukses dalam kegiatan bisnis kredit ini maka akan berhasil pula operasi bisnis mereka. Sebaliknya, jikalau mereka terjerat dalam banyak kredit bermasalah dan atau macet (baik jumlah debitur maupun nilai pinjaman), mereka akan mengadapi kesusahan besar. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa tejadinya krisis moneter menimbulkan makin banyaknya kredit bermasalah yang pada jadinya menimbulkan kehancuran pada Perbankan Indonesia, oleh alasannya yaitu itu keyakinan masyarakat pada perbankan drastis mengalami penurunan. melaluiataubersamaini adanya pemasalahan ini maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang undangan kredit investasi dan fakor-faktor yang mempengaruhinya di Kabupaten Sleman dengan Judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Investasi Pada Bank Umum di Kabupaten Sleman (kurun waktu 1989 – 2004)”.
Tag :
Perbankan
0 Komentar untuk "Analisis Faktor-Faktor Yang Menghipnotis Undangan Kredit Investasi Pada Bank Umum Di Kabupaten Sleman (Bank-17)"